Minggu, 29 September 2013

MATERI FIQIH #1

الصلاة
لغة : الدعاء
شرعا : أذكار مخصوصة
وأفعال مخصوصة
مفتوح بالتكبير
ومختوم بالتسليم
عبادة لله
الطهور شطر الإيمان
ونؤمن بأن الطهور شطر الإيمان
وأن الله لا يقبل صلاة بغير طهور
وأن الطهارة من الحدث الأصغر تكون بالوضوء
ومن الحدث الأكبر با لإغتسال

Selasa, 17 September 2013

Teruntuk saudariku yang ku cinta karenaNya…


Ukhti, kalian adalah tulang rusuk yang hilang. Jika kalian dalam penantian, maka jadikan penantian itu jalan menuju keberkahan. Menanti bukan berarti berdiam diri, atau menunggu tanpa arti. Kalian adalah bidadari yang dicari. Sebelum pemilik tulang rusuk datang menjemput, isilah masa penantianmu dengan taqwa, sabar, do’a dan tawakkal. Meski kau boleh mengajukan proposal lebih dulu, tapi ana yakin, al-Haya’ yang menjadi perisai bagimu akan membuatmu urung untuk mengungkap perasaan. Cinta yang tak mampu kau ungkap. cinta yang hanya kau dekap dalam bungkam. Karena mungkin kau tak seberani Khadijah…

Ukhti fillah, izinkan ana berbagi. Dialog dari hati ke hati.

Saudariku, antunna mungkin jauh lebih paham tentang yang ingin ana sampaikan. Namun, tak ada salahnya jika kita sama-sama mereviewnya kembali. Setidaknya, menasehati diri ana pribadi.

Tips mengisi penantian dengan proses yang berkah untuk hasil yang berkah:

© Senantiasa dekatkan diri kepadaNya. Taqorrub ilallah! Karena Dialah Sang Pemilik hati, Yang Menguasai hati, dan Maha Tahu segala isi hati.

© Persiapkan bekal karena perjalanan itu jauh. Tholabul ‘ilmi never ending!

© Kerenkan diri dengan mempercantik lahir dan batinmu.

© Perbaiki diri karena InsyaAllah di seberang sana dia pun sedang sibuk memperbaiki dirinya. Yakinlah bahwa wanita yang baik hanya untuk lelaki yang baik pula.

© Ukhti, jaga hijabmu agar senantiasa terpelihara.

© Jaga izzahmu karena kau adalah calon bidadari syurga.

© Terakhir, jika ana boleh memberi saran, isilah penantianmu dengan ukiran tinta cintamu. Buatlah syair, puisi, atau surat cinta untuk sang belahan jiwa. Curhatkan segala perasaanmu selama dalam penantian, tentang cinta, dan rindu. Sekadar menanyakan kabar iman, keadaan, ada di mana, dan sedang apa dia sekarang. Saat ini kau tak tahu untuk siapa suratmu kau tujukan. Allah sedang merahasiakan. Tapi yakinlah, Sang Sutradara kehidupan sudah mempersiapkan yang terbaik untukmu. Berikanlah surat itu saat waktunya tiba. Biarlah waktu yang bicara, karena waktu tak pernah berdusta. insyaAllah, virus merah jambu yang mencoba merusak komputer hati antunna di masa penantian , akan terscan oleh anti virus imani dan syair cinta untuk yang dinanti. Dan InsyaAllah pula, ta’aruf kedua, ketiga , keempat dan ta’aruf-ta’aruf berikutnya di mahligai rumah tangga, akan semakin berbunga dengan adanya syair-syair indah perekat cinta..

Jangan buat penantianmu sia-sia. Bersegera, namun jangan tergesa. Sebelum ijab qobul keluar dari lisan “Sang Pangeran”, hati-hatilah menempatkan perasaan. Karena bisa jadi, cintamu salah kau alamatkan..

Bila yakin ‘tlah tiba, teguh di dalam jiwa

Kesabaran menjadi bunga

Sementara waktu berlalu, penantian tak berakhir sia-sia

Saat perjalanan adalah pencarian diri

Laksana Zulaikha jalani hari

Sabar menanti Yusuf sang tambatan hati

Di penantian mencari diri

Bermohonkan ampunan

Dipertemukan…(E picentrum, menjemput bidadari)



https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10200250211157737&set=a.10200185199052475.1073741835.1226668226&type=3&src=https%3A%2F%2Ffbcdn-sphotos-b-a.akamaihd.net%2Fhphotos-ak-ash4%2F1004611_10200250211157737_483800264_n.jpg&size=500%2C333

Minggu, 15 September 2013

Antara cinta, cemburu dan kehormatan seorang wanita



Berkata Pujangga 'Arab : 

فى الحب تنسى المرأه كرامتها .. وفى الغيره تنسى حبه 

dalam urusan cinta wanita lupa dengan kehormatannya, tetapi dalam urusan cemburu wanita lupa dengan cintanya.

_________________________________________

* Berkata ustadz usamah :
berkata sya'ir :

[ AL LABIIBU YA'RIFUUNA BIL ISYAAROH...WA 'ABDU LAA YAFHAMUUNA ILLA BIL 'ASHOO..]

'' seorang yg CERDAS itu akan mudah faham walau dg isyarat saja..Sdg seorang BUDAK itu tdk akan faham sampai di teriaki sambil di cemeti ''.

* ust luqman berkata :
Berkata sya'ir :

[ AL HALIIM...FAHIIM ]
'' orang yang ALIM... pandai itu, akan mudah memahami suatu perkataan ''

via akun Nanang Syahroni
______________________

wahai lelaki berhati-hatilah kalian dari wanita karena mereka adalah pencuri bagimu

berkata Pujangga 'Arab :

المرأه الجميله تسرق القلوب والمرأه الفاضله تسرق العقول

wanita yang cantik mencuri hati dan wanita yang memiliki keutamaan mencuri akal.

karena akal seorang wanita tidaklah sama seperti rambutnya

maka selayaknya lelaki itu senantiasa berlemah lembut membimbingnya setelah menikahinya

berkata Pujangga 'Arab :

المرأة شعر طويل وعقل قصير

wanita itu berambut panjang dan berakal pendek.
____________

Wahai wanita,

rajin-rajinlah engkau mengiasi dirimu untuk suamimu

karena lelaki itu sangat menyukai kecantikan

berkata Pujangga 'Arab :

يدوم جمال المرأة .. مادام الرجل يحبها

selama kecantikan wanita bertahan selama itu lelaki menyukainya.
______________________________________________________

Mengenali bagaimanakah umumnya lelaki dan wanita itu berfikir..?

Berkata Pujangga 'Arab :

يفكر الرجل بصمت وتفكر المرأة بصوت مسموع

Lelaki itu berfikir dengan diam dan wanita itu berfikir dengan suara yang didengar.
_______

Tiga Jenis Wanita yang ada hubungannya denganmu

Berkata Pujangga 'Arab :

النساء ثلاث:

امرأة تحبك فتتزوجك،

وامرأة تحب أن تتزوجك،

وامرأة تتزوجك فتحاول أن تحبك

Wanita itu ada tiga jenis :

1. Wanita yang mencintaimu lalu ia menikah denganmu

2. Wanita yang ingin menikah denganmu

3. Wanita yang menikah denganmu dan berusaha untuk mencintaimu

maksudnya :

wanita tipe no.1
adalah wanita yang sangat mencintaimu,

wanita tipe no. 2
adalah wanita yang belum jelas mencintaimu atau tidak tapi yang jelas ia ingin menikah denganmu

wanita tipe no.3
adalah wanita yang tidak mencintaimu tapi berusaha mencintaimu ketika ia menikah denganmu.

via akun Fathul Baari
__________________

via akun Al Mizzi

Berkata Ibrahim bin Syaiban :

من حفظ على نفسه أوقاته فلا يضيعها بما لا رضا لله فيه, حفظ الله عليه دينه ودنياه

"Barangsiapa menjaga diri dengan memelihara waktunya dari perbuatan-perbuatan yang tidak diridhai Allah, maka Allah akan menjaga agama dan dunianya."

(Kitab az-Zuhd lil Bahaiqi, hal. 298)


https://www.facebook.com/ummu.fahrianida/posts/665151130196636

Ketika dia yang tercinta seorang Pemarah… (Menyikapi kemarahan sang suami tercinta)


Duhai wanita mana yang tidak memimpikan hadirnya seorang pendamping yang lemah lembut dan penuh kasih sayang dalam mengarungi bahtera cinta dalam rumah tangganya. Dinaungi sejuknya ‘ilmu syar’iy, manisnya iman disebabkan mencintai karena Allooh Ta’ala dan melewati hari-hari bersama suaminya dengan canda tawa dan snyum bahagia. Sungguh semua wanita di dunia, tak terkecuali wanita kafirpun akan merindukan suasana rumah tangga yang demikian.

Namun Allooh Ta’ala telah menetapkan jodoh masing-masing manusia, seorang wanita tidak bisa memilih bahwa dia akan menjadi bagian dari tulang rusuk seorang lelaki yang lembut dan penyayang, namun hendaknya wanita tadi selalu meyakini bahwa jodoh yang telah diberikan Allooh Ta’ala kepadanya adalah jodoh yang terbaik dan paling bermanfaat bagi dirinya. Maka hendaknya dengan menunggu datangnya pemilik tulang rusuk tadi untuk mengkhitbah dirimu, hendaknya seorang wanita yang masih lajang berusaha memperbanyak menuntut ‘ilmu syar’iy dan berusaha menjadi seorang wanita yang sholihah, karena kelak ia akan menjadi sebaik-baik perhiasan rumah tangga suaminya.

Dari Abdulloh bin ‘Amru rodhiyalloohu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah istri yang sholihah.” [HR. Ibnu Hibban, no. 4033]

Maka dengan berbekal kesholihah-annya seorang wanita akan mampu mengarungi rumah tangga dengan seorang suami yang memiliki temperamen apapun, baik lemah lembut atau yang pemarah, tentunya seorang suami tersebut adalah ahlus sunnah yang memiliki manhaj yang lurus yang mengikuti jejak salafush sholih dalam agamanya. Namun hendaknya seorang wanita memahami bahwa lelaki itu memiliki watak yang berbeda-beda, ada yang kasar, pemarah, mudah tersinggung dan tegas dalam rumah tangganya, dan ada pula yang lembut, perhatian dan penuh kasih sayang.

Jika mendapatkan seorang suami yang lembut dan perhatian maka biasanya tidak banyak masalah yang terjadi, namun ketika Allooh Ta’ala mentakdirkan calon suami anda adalah seorang yang terperamen emosinya mudah naik dan berkata-kata kasar, padahal sifat dasarnya adalah penyayang dan lembut, namun kadang karena sesuatu hal dia mudah marah dan emosi, maka hendaknya sang istri dengan berbekal ‘ilmu syar’iy dan kecerdasannya mampu mengatasi itu semua, dan menggunakan emosi suaminya sebagai senjata terbaik dirinya untuk mendapatkan kasih sayang lebih dari suaminya. Mampukah itu dilakukan???

Mampukah merubah kemarahan dan emosi suami menjadi senjata ampuh yang berbalik menguntungkan sang istri dan membuat suami lebih mencintai istri, sehingga suami membuat bait-bait sya’ir cinta untuk sang istri? Sepertinya memang sangat sulit dilakukan, bahkan penulis pernah mendapatkan kata-kata dari seorang ustadzah muda yang sedang ta’aruf dan mengetahui calon suaminya (yang menurut pengakuannya) adalah seorang pemarah, dia sendiri mengatakan, “Jika calon suami ana seorang pemarah, dan ana juga punya temperamen pemarah, bisa setiap hari nanti perang kalau sudah menikah!

Memang tidak mudah wahai saudariku, namun pahamilah bahwa semua itu bisa dilakukan, jika engkau benar memahami ‘ilmu syar’iy dan berniat kuat serta bersungguh-sungguh untuk menyusun sebuah rumah tangga yang sakinah. Lalu apa rahasianya ketika suami-istri menjumpai permasalahan yang demikian? Ketika sang suami suka marah dan sering marah-marah akan suatu hal yang kecil, mampukan semua sifat itu berubah dengan kecerdasan sang istri, tentunya dengan do’a yang baik kepada Allooh Ta’ala, bagi pemimpin rumah tangganya itu. Maka aku menjawabnya, “InsyaAllooh engkau mampu untuk melewati itu semua! Berbaik sangkalah kepada Allooh Ta’ala jika memang dia adalah jodohmu!”

Rahasia itu…

Ketika suami anda marah, dan dia seorang lelaki yang mudah emosi, hendaknya anda wahai para istri, mencari perlindungan dengan berdiam diri dan tetap diam di ahdapan suami anda yang sedang marah dengan penuh penghormatan dan menerima setiap kata-katanya, namun jangan sekali-kali berdiam diri dengan diiringi pandangan penghinaan, mengejek, atau pandangan marah meski hanya dengan kedipan mata. Karena suami anda adalah seorang suami yang cerdas dan sangat memahami anda. Maka hendaknya engkau tetap diam dengan ketaatan dan pancaran mata menyesal serta kasih sayang dihadapannya, terlepas engkau meyakini bahwa dirimu benar atau tidak. Hendaknya engkau tetap diam dihadapannya dan jangan membantah sedikitpun perkataannya.

Janganlah engkau keluar dari tempatmu berdiam, karena suami anda akan menduga bahwa anda melarikan diri dan tidak ingin mendengarkan perkataannya, maka dia akan semakin membenci anda dan semakin besar berkobar amarahnya. Maka anda harus tetap diam, sambil menyetujui perkataannya sampai dia lelah kehabisan kata dan merasa lebih tenang. Baru kemudian anda sampaikan kepada suami anda, “Apakah saya dizinkan untuk keluar?”

Jika suami anda tidak mengizinkan anda keluar, maka tetaplah berada dalam posisi anda dan jangan membantahnya, namun jika anda diizinkan keluar, maka keluarlah anda dari posisi tadi dan biarkan suami anda beristirahat sejenak, karena suami anda lelah dan memerlukan istirahat setelah banyak berbicara dan berteriak. Hendaknya anda tetap melanjutkan pekerjaan rumah anda serta mengurus anak-anak, dan biarkan suami anda terdiam dan menerungi setiap perkataannya dalam kondisi “sudah menuntaskan peperangan yang diluncurkan kepada anda…”

Selain itu janganlah anda memboikot suami anda dengan tidak mengajaknya berbicara, jangan lakukan hal itu! Itu adalah kebiasaan buruk, juga senjata yang memiliki dua mata yang sangat tajam. Ketika anda wahai para istri memboikot suami anda selama seminggu misalnya, bisa jadi pertama kalinya suami anda akan sedikit mendapat kesulitan dan berusaha mengajak anda bicara. Tetapi dengan berjalannya hari, suami anda akan terbiasa dengan boikot anda, malah jika anda memboikotnya satu minggu, maka suami anda akan memboikot anda selama dua minggu, pada saat itu, kalian para istri yang akan menanggung akbibat buruk dari senjata kalian tadi.

Seharusnya anda para istri, mengajarkan kepada suami anda, bahwa anda adalah udara segar yang dihirupnya, air yang dimunimnya, yang suami anda selalu merasa membutuhkan anda. Jadilah seperti angin yang lembut baginya, dan janganlah menjadi angin yang bertiup dengan sangat keras.

Dua jam setelah anda sibuk dengan pekerjaan rumah dan membiarkan suami anda diam merenungi kesalahannya saat marah-marah tadi, maka buatkanlah suami anda minuman, segelas jus atau secangkir the. Katakan kepadanya dengan lembut untuk meminumnya, anda harus membuatkan minuman baginya karena memang suami anda lelah dan kering tenggorokannya karena marah-marah dan berteriak tadi. Berbicaralah kepadanya dengan sikap normal, seakan-akan tidak terjadi apa-apa sebelumnya. Maka dapatilah suami anda akan memandang heran kepada anda, suami anda akan takjub dan merasa bersalah, kadang suami anda akan memulai berbicara, “Apakah engkau marah wahai istriku?” Maka jawablah, “Tidak! Aku tidak marah wahai suamiku, engkau telah mengucapkan banyak hal yang benar, mungkin aku telah khilaf berbuat kesalahan tanpa aku sadari, maka didiklah aku dengan lembut, didiklah aku dengan kasih sayangmu…”

Maka dapatilah suami anda akan meminta maaf atas ucapan-ucapan kasarnya dan mulai mengungkapkan hal-hal yang indah tentang anda, pada saat itu, peluklah dia erat dan berikanlah perlindungan akan kegalauan dan kesedihannya, dan hendaknya anda juga minta maaf kepadanya, walaupun anda meyakini bahwa anda berada di pihak yang benar.

Maka terimalah permintaan maaf suami anda itu dan janganlah menjadi wanita yang bodoh yang merasa di atas angin kemudian balas mencercanya. Hendaknya kalian wahai para istri, tidak mengambil sedikitpun dan janganlah memasukkan dalam hati celaan suami di kala marah, karena itu bukan isi hatinya yang sebenarnya. Bukankah engkau mengetahui bahwa talak dalam keadaan marah pun ditolak hukumnya? Maka janganlah menjadi istri yang buruk yang membenarkan perkataan suami di saat marah dan mendustakan kata-kata suami di saat marahnya sudah mereda.

Maka janganlah ada istri yang sampai memiliki pikiran, bahwa kehormatannya diinjak-injak suaminya, ketahuilah! Kehormatan anda wahai para istri yang sukses, yaitu jika anda tidak membenarkan ucapakan kasar suami anda yang melukai hati anda saat suami marah. Tetapi engkau membenarkan ucapan suami anda ketika marahnya sudah mereda. Itulah kehormatan dirimu.

………………………….

Apakah engkau mampu melakukan itu semua wahai para istri, seberapa penting rumah tangga kalian bagi diri kalian? Seberapa besar rasa cinta kalian kepada suami kalian? Bukankah anak-anak juga mendapatkan hak ketenangan dalam rumahnya, bagaimana mungkin anak-anak bisa tenang jika Bapak dan Ibunya bertengkar dengan suara yang bersahutan? Apalagi sampai ada piring terbang atau kucing terbang???

InsyaAllooh engkau bisa melakukannya wahai para istri, do’aku bagi rumah tangga kalian semua wahai kaum muslimin, agar kalian dianugerahi rumah tangga yang sakinah mawaddah warrohmah. Aamiin

Oleh Andi Abu Hudzaifah Najwa.

Jumat, 13 September 2013

TEMAN BERGAUL, CERMINAN DIRI ANDA

Oleh
Ustadz Abu Ahmad Said Yai, Lc



Sebenarnya, sangat mudah mengetahui seperti apa cerminan diri Anda. Cukup dengan melihat bersama siapa saja Anda sering bergaul, seperti itulah cerminan diri Anda. Kenyataan ini telah dipaparkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

Seorang mukmin cerminan dari saudaranya yang mukmin [1] 

Kalau seorang biasa berkumpul dengan seseorang yang hobinya berjudi, maka kurang lebih dia seperti itu juga. Begitu pula sebaliknya, kalau dia biasa berkumpul dengan orang yang rajin shalat berjamaah, maka kurang lebih dia seperti itu.

Allah Azza wa Jalla menciptakan ruh dan menciptakan sifat-sifat khusus untuk ruh tersebut. Di antara sifat ruh (jiwa) adalah dia tidak mau berkumpul dan bergaul dengan selain jenisnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menegaskan hakekat ini dengan bersabda: 

Ruh-ruh itu bagaikan pasukan yang berkumpul (berkelompok). (Oleh karena itu), jika mereka saling mengenal maka mereka akan bersatu, dan jika saling tidak mengenal maka akan berbeda (berpisah) [2] 

Memilih teman yang baik adalah sesuatu yang tak bisa dianggap remeh. Karena itu, Islam mengajarkan agar kita tak salah dalam memilihnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 


Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman [3] 

Sudah dapat dipastikan, bahwa seorang teman memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap temannya. Teman bisa mempengaruhi agama, pandangan hidup, kebiasaan dan sifat-sifat seseorang.

Syaikh 'Abdul Muhsin Al-Qâsim [4] berkata, "Sifat manusia adalah cepat terpengaruh dengan teman pergaulannya. Manusia saja bisa terpengaruh bahkan dengan seekor binatang ternak. 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

Kesombongan dan keangkuhan terdapat pada orang-orang yang meninggikan suara di kalangan pengembala onta. Dan ketenangan terdapat pada pengembala kambing [5] 

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa mengembalakan onta akan berpengaruh akan timbulnya kesombongan dan keangkuhan dan mengembalakan kambing berpengaruh akan timbulnya sifat ketenangan. Jika dengan hewan saja, makhluk yang tidak punya berakal dan kita tidak tahu apa maksud dari suara yang dikeluarkannya, manusia saja bisa terpengaruh .… maka bagaimana pendapat Anda dengan orang yang bisa bicara dengan Anda, paham perkataan Anda, bahkan terkadang membohongi dan mengajak Anda untuk memenuhi hawa nafsunya serta memperdayai Anda dengan syahwat? Bukankan orang itu akan lebih berpengaruh? [6] 

Setelah mengetahui betapa pentingnya memilih teman yang baik, di sini akan dipaparkan sifat dan karakter orang yang pantas dijadikan sebagai teman dan sahabat karib. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Berakidah Lurus
Ini menjadi syarat mutlak dalam memilih teman. Dia harus beragama Islam dan berakidah Ahlus sunnah wa -jamâ'ah. Bukankah kita semua tahu kisah kematian Abu Thalib, paman Rasulullah? 

Ya, dalam keadaan terbaring dan menghadapi detik-detik kematian, ada tiga orang yang menyertainya. Mereka adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Abu Jahl dan 'Abdullah bin Abi Umayyah, dua orang terakhir ini adalah tokoh kaum kafir Quraisy. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajak pamannya dengan berseru, "Paman! Katakanlah lâ ilâha illallâh! Satu kalimat yang akan ku jadikan bahan pembelaan bagimu di hadapan Allah." Dua tokoh kafir itu menimpali, "Abu Thalib! Apakah kamu membenci agama Abdul-Muththalib?" 

Tanpa henti, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam "menawarkan" kalimat itu dan sebaliknya mereka berdua juga terus melancarkan pengaruh. Sampai akhirnya Abu Thalib masih enggan mengucapkan lâ ilâha illallâh dan tetap memilih agama Abdul-Muththalib.[7] Ia pun mati dalam kekufuran. 

Cobalah lihat buruknya pengaruh orang-orang yang ada di sekitarnya! Padahal Abu Thalib sudah membenarkan ajaran Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam hatinya.

2. Bermanhaj Lurus 
Ini juga menjadi sifat mutlak yang kedua. Oleh karena itu, Islam melarang berteman dengan ahlul-bid'ah dan ahlul-hawa'. Ibnu 'Abbâs Radhiyallahu anhuma berkata, "Janganlah kalian duduk-duduk bersama dengan ahlulhawa! Sesungguhnya duduk-duduk dengan mereka menimbulkan penyakit dalam hati (yaitu bid'ah )."[8] 

3. Taat Beribadah Dan Menjauhi Perbuatan Maksiat
Allah Azza wa Jalla berfirman:


Sabarkanlah dirimu bersama orang-orang yang berdoa kepada Allah, pada waktu pagi dan petang, (yang mereka itu) menginginkan wajah-Nya [al-Kahfi/18: 28]

Dalam menafsirkan ayat ini, Imam Ibnu Katsîr rahimahullah menyatakan, "Duduklah bersama orang-orang yang mengingat Allâh, yang ber-tahlîl (mengucapkan lâ ilâha illallâh), memuji, ber-tasbiih (mengucapkan subhaanallah), bertakbir (mengucapkan Allâhu akbar) dan memohon pada-Nya di waktu pagi dan petang di antara hamba-hamba Allâh, baik mereka itu orang-orang miskin atau orang-orang kaya, baik mereka itu orang-orang kuat maupun orang-orang yang lemah."

4. Berakhlak Terpuji Dan Bertutur Kata Baik
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

Mukmin yang paling sempurna imannya adalah mukmin yang paling baik akhlaknya [9] 

Al-Ahnaf bin Qais rahimahullah berkata, "Kami dulu selalu mengikuti Qais bin 'Ashim. Melalui dirinya, kami belajar kesabaran dan kemurahan hati sebagaimana kami belajar ilmu fikih."[10] 

5. Teman Yang Suka Menasehati Dalam Kebaikan
Teman yang baik tentu tidak senang jika kawannya sendiri terjatuh dalam perbuatan dosa. Jika Anda memiliki teman, tetapi tidak pernah menegur dan tidak memperdulikan diri Anda ketika melakukan kesalahan, maka perlu dipertanyakan landasan persahabatan yang mengikat mereka berdua. Ia bukan seorang teman?

Salah satu ciri orang yang tidak rugi sebagaimana disebutkan oleh Allah Azza wa Jalla pada surat al-'Ashr, mereka saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sampai dia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri [11] 

6. Zuhud Terhadap Dunia Dan Tidak Berambisi Mengejar Kedudukan
Teman yang baik tentu tidak akan menyibukkan saudaranya dengan hal-hal yang bersifat keduniawian, seperti sibuk membicarakan model-model handphone, mobil mewah keluaran terbaru dan barang-barang konsumtif yang menjadi incaran kaum hedonis. 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Bersikaplah zuhud terhadap dunia, maka Allah akan mencintaimu. Dan bersikaplah tidak membutuhkan terhadap apa-apa yang dimiliki manusia, maka manusia akan mencintaimu."[12] 

7. Banyak Ilmu Atau Dapat Berbagi Ilmu Dengannya
Tidak salah lagi, berteman dengan orang-orang yang punya dan mengamalkan ilmu agama akan memberi pengaruh positif yang besar pada diri kita.

8. Berpakaian Yang Islami
Teman yang baik selalu memperhatikan pakaiannya, baik dari segi syariat, kebersihan dan kerapiannya. Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah berkata dalam kitab al-Hilyah, "Perhiasan yang tampak menunjukkan kecondongan hati. Orang-orang akan mengklasifikasikan dirimu hanya dengan melihat pakaianmu…Maka pakailah pakaian yang menghiasimu dan tidak menjelekkanmu, dan tidak menjadi bahan celaan dalam pembicaraan orang atau bahan ejekan orang-orang tukang cemooh."[13] 

9. Ia Selalu Menjaga Kewibawaan Dan Kehormatan Dirinya Dari Hal-Hal Yang Tidak Layak Menurut Pandangan Masyarakat
Teman yang baik selalu memelihara dirinya dari perkara-perkara tersebut, kendatipun merupakan hal-hal yang diperbolehkan dalam agama, bukan maksiat. Seandainya suatu daerah menganggap bahwa main bola sodok adalah permainan tercela (sebuah aib bagi orang yang ikut bermain), maka tidak sepantasnya bergaul dengan orang-orang yang suka bermain permainan itu.

Betapa indah ucapan Imam Syâfi'i rahimahullah : 

Seandainya air yang dingin merusak kewibawaanku (kehormatanku), maka saya tidak akan minum air kecuali yang panas saja [14] 

10. Sosok Yang Tidak Banyak Bergurau Dan Meninggalkan Hal-Hal Yang Tak Bermanfaat
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

Di antara ciri baiknya keislaman seseorang, dia meninggalkan hal-hal yang tak bermanfaat baginya [15] 

Memang kelihatannya agak sulit mendapatkan teman ideal sesuai dengan pemaparan di atas. Akan tetapi, dengan idzin Allah Azza wa Jalla kemudian dengan usaha yang kuat serta doa kepada Allah, kita akan mendapatkan orang-orang seperti itu.

Catatan Penting :
Perlu menjadi catatan, melalui keterangan di atas yang menganjurkan mencari teman yang berlatar-belakang baik, bukan berarti kita tidak bergaul dengan orang-orang di sekitar kita. Bukan berarti kita tidak bergaul dengan orang kafir, ahlul-bid'ah, orang-orang fasik dan orang-orang berkarakter buruk lainnya. Akan tetapi, pergaulan dengan mereka mesti dilandasi keinginan dan niat untuk mendakwahi dan memperbaiki mereka. 

Dalam masalah ini, kita harus melihat dan mempertimbangkan sisi kemaslahatan (kebaikan) dan madharat (bahaya) yang akan terjadi pada diri kita dan orang orang lain di sekitar kita pada saat kita bergaul dengan mereka. Jika pergaulan kita dengan mereka mendatangkan manfaat yang besar bagi mereka, maka kita boleh bergaul dengan mereka. Begitu pula sebaliknya, jika tidak mendatangkan manfaat tetapi justru mendatangkan bahaya, maka bergaul dengan mereka menjadi perkara larangan. 

Simaklah keterangan Syaikh Muhammad al-'Utsaimîn rahimahullah berikut, "Jika di dalam pergaulan dengan orang-orang fasik menjadikan sebab datangnya hidayah baginya, maka tidak mengapa berteman dengannya. Engkau bisa undang dia ke rumahmu, kamu datang ke rumahnya atau kamu jalan-jalan bersamanya, dengan syarat tidak mengotori kehormatan dirimu dalam andangan masyarakat. Betapa banyak orang-orang fasik mendapatkan hidayah dengan berteman dengan orang-orang yang baik."[16] 

Di tengah masyarakat, jika Anda tidak memilih teman yang baik, maka tinggal pilih; Andakah yang akan mempengaruhi orang-orang untuk menjadi lebih baik atau Andakah menjadi korban pengaruh buruk lingkungan (kawan-kawan) Ingat! Tidak ada pilihan yang ketiga. 

Wallâhul muwaffiq. 

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 10/Tahun XIII/1431/2010M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
_______
Footnote
[1]. HR al-Bukhâri (al-Adabul -Mufrad no. 239) dan Abu Dâwud no. 4918 (ash-Shahîhah no. 926)
[2]. HR al-Bukhâri no. 3336 dan Muslim no. 6708
[3]. HR Abu Dâwud no. 4833 dan at-Tirmidzi no. 2378. (ash-Shahîhah no. 927)
[4]. Beliau adalah imam Masjid Nabawi dan hakim di Mahkamah Syariah Madinah.
[5]. HR. al-Bukhâri no. 3499 dan Muslim no. 187
[6]. Khuthuwât ila as-Sa'âdah hlm. 141
[7]. Lihat al-Bukhâri no. 1360, Muslim no. 131 dan an-Nasâ'i no.2034
[8]. Asy-Syarî'ah, Imam al-Ajurri hlm. 61 dan al-Ibânah al-Kubrâ, Imam Ibnu Baththah (2/ 438). Nukilan dari Mauqif Ahlis Sunnah wa Jjamâ’ah min Ahlil hawâ' wal Bida', DR. Ibrâhîm ar-Ruhaili (2/535)
[9]. HR Abu Dâwud no. 4682 dan at-Tirmidzi no.1163. (ash-Shahîhah no. 284)
[10]. Al-'Afwu wa al-A'dzâr, Ibni ar-Raqqâm. Nukilan dari Sû'ul Khuluq, Muhammad Ibrâhîm al-Hamd hlm. 134
[11]. HR. al-Bukhâri no. 13, Muslim no. 40 , an-Nasâ'i no. 5031, at-Tirmidzi no. 2515 dan Ibnu Mâjah no. 66
[12]. HR Ibnu Mâjah no. 4102 (ash-Shahîhah no.944)
[13]. At-Ta'lîquts Tsamîn 'ala Syarhi Ibni al'Utsaimîn li Hilyati Thalabil 'Ilmi hlm. 107
[14]. Manâqib asy-Syâfi'I, Imam ar-Râzy hlm. 85. Nukilan Ma'âlim fi Tharîq Thalabil'ilmi hlm. 166
[15]. Hadits shahîh riwayat at-Tirmidzi no. 2317 dan Ibnu Mâjah no. 3976
[16]. At-Ta'lîquts Tsamîn 'ala Syarhi Ibni al'Utsaimîn li Hilyati Thalabil 'Ilmi hlm. 24



Rabu, 11 September 2013

Aku Menunggumu


Afwan (maaf) Ukhti[1], semoga ini tidak melukai Anti [2] dan keluarga Anti . Ana [3] pikir sudah saatnya Ana memberi keputusan tentang “proses” kita. Ya…, seperti yang Antiketahui bahwa selama ini Ana telah berusaha melobi orang tua dengan beragam cara mulai dari memahamkan konsep nikah “versi” kita, memperkenalkan Anti pada mereka hingga melibatkan orang yang paling ayah percaya untuk membujuk ayah agar mengizinkan Ana untuk menikahi Anti .”
“Namun hingga sekarang nggak ada tanda-tanda mereka akan melunak, jadi menurutAna…, sebaiknya Ana mundur saja dari “proses” ini!” Dana diam sejenak untuk menunggu respon dari seberang, tapi hingga beberapa detik tidak ada tanggapan. “Perlu Antiketahui bahwa orang tua Ana sebenarnya sudah tidak keberatan dengan Anti hanya saja Timing-mya (waktu) belum tepat. Ayah Ana khawatir Ana tidak mampu menafkahi Anti jika belum bekerja. Apalagi Anti juga masih kuliah. Jadi Ana rasa, ahsan (lebih baik) kita nggak komitmen dulu hingga keadaannya membaik! Anti nggak keberatan kan Ukhti?”
“Keberatan…? Alhamdulillah nggak! Namun kalau Ana boleh kasih saran, apa tidak lebih baik kalau kita terus melobi sambil tetap proses saja. Soalnya kan kita sudah mantap satu sama lain, nggak enak kalau mundur di saat seperti ini. Apalagi permasalahannya sudah mulai mengerucut ke arah ma’isyah (penghasilan) saja.
Anta [4] pasti masih ingat gimana sulitnya awal kita membujuk orang tua, rasanya semua kriteria kita ditolak. Segala keterbatasan kita jadi aib yang sangat besar, pokoknya semua jalan sepertinya sudah tertutup rapat. Namun kenyataannya hanya dalam waktu 2 minggu kita bisa menghilangkan semua syarat menjadi satu syarat saja: PEKERJAAN!”
Dini, gadis tegar itu akhirnya bicara juga. “Akhi [5]…,kita hanya tinggal selangkah, tetaplah ber-ikhtiar dan jangan putus asa. Bukankah Allah Maha membolak-balikkan hati?”
“Benar, Ana paham soal itu, Ana memang akan tetap melobi orang tua Ana, akan tetapi kalau kita terikat, Ana khawatir menghalangi Anti proses dengan ikhwan lain yang lebih selevel dibanding Ana. Lagi pula Ana khawatir tidak bisa menjaga hati”.
“Takut menghalagi Ana untuk proses dengan ikhwan lain? Itu kan urusan Allah bukan urusan Anta! Kewajiban Anta sekarang adalah berjuang mempertahankan sesuatu yangAnta sudah mantap dengannya. Hasil istikharah itu nggak mungkin salah. Tinggal bagaimana cara kita mengaplikasikannya saja.”
Hening sejenak….
“Ya….tapi kalau memang Akhi sudah merasa syak (ragu) terhadap Ana dan mantap untuk mundur, Alhamdulillah. InsyaAllah Ana akan dukung sepenuhnya”.
“Nggak!!” Reflek Dana berteriak.
Astaghfirullahaladzim, Afwan (maaf) maksud AnaAna sama dengan keluarga Ana sudah tidak syak pada Anti , kami sangat menyukai Anti dan keluarga Anti . Selain itu Ana juga takut perasaan ini semakin mendalam, Ana ini hanya hamba yang dhaif (lemah) yang masih kesulitan mengekang hawa nafsu”.
Dana berhenti lagi, dadanya terasa sesak, air matanya mengalir semakin deras. Jauh di dalam hatinya, sesungguhnya ia merasa malu pada Allah atas kelalaiannya, jatuh cinta!
“Halo…!!” Dini merasa Dana diam terlalu lama. Dia tidak tahu kalau pemuda itu sedang menangis. Tapi dia mengerti apa yang sedang terjadi padanya. “Ya udah…, kalau begitu sekarang kita sepakat untuk membatalkan “proses” ini!!! Setelah ini insyaallah kita tidak akan lagi berhubungan kecuali untuk keperluan syar’i yang sangat darurat, iya kan?”
Dini sengaja memberi jeda agar Dana bicara, tapi ikhwan itu memilih terus diam “Akhi …kita tetap baik ya! Hubungan dengan keluarga harus tetap dijaga, jangan suudzdzon pada ayah dan bunda karena bisa jadi keputusan mereka adalah salah satu dari jalan Allah untuk menguji kita”. Dini berhenti lagi tapi Dana masih enggan berkomentar.
“Laa Tahzan, ya Akhi …, insyaallah kalau kita niatkan semuanya demi keridhaan Allah, maka Dia akan mencatat bagi kita pahala yang besar. Afwan jika selama proses ta’aruf ini…Ana, teman-teman, dan keluarga Ana banyak melakukan kekhilafan. Ana mewakili mereka dan diri Ana sendiri untuk memohon maaf pada Anta. Bersabarlah karena sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar…” Samar, Dini mendengar isak tangis di seberang. Dia nyaris tidak percaya…
“Semoga ini bisa menjadi mahar cinta kita pada Allah dan semoga Akhi mendapat ganti yang lebih baik…’ Amin.”
Suara isak tangis makin terdengar jelas.
Akhi …kalau sudah nggak ada yang perlu dibicarakan lagi, tafadhal (silahkan) diakhiri!”
Tidak ada tanggapan.
“Halo…!!?. Ya udah, kalau gitu biar Ana yang tutup telponnya, ya…?”
Sepi.
“Assalamualaikum!” “Klik”.
Percakapan diantara mereka berakhir, tapi Dana baru menyadarinya. Dia segera bergegas wudhu dan shalat. Jujur, sebenarnya dia sudah sangat mantap dengan mantan calon istrinya itu…Namun dia tidak yakin dapat membahagiakan akhwat itu kalau dirinya belum bisa menafkahi dengan layak.
Padahal Dini dan keluarganya tidak mempermasalahkan hal itu. Mereka sangat wellcomepadanya. Ah…,mungkin ini sudah takdirnya. Mungkin Allah melihat bahwa akhwat itu terlalu baik utnuk dirinya. Mungkin seharusnya akhwat sekaliber dia, mendapatkan ikhwan yang jauh lebih baik dari dirinya. Dia benar-benar merasa tidak level!!
“Ya…, ikhwan lemah sepertiku, mana mungkin mendapatkan seorang Dini. Populer tapi tetap rendah hati, tegar, bijaksana, wara’, zuhud, qanita, qanaah…Pokoknya semua sifat baik ada padanya. Sedangkan aku, semoga aku nggak akan menyakiti akhwat lain setelah ini.”
Astaghfirullahaladzim…, apa yang telah kusombongkan selama ini? Sudah ikut mulazamah(berguru dengan ustadz) bertahun-tahun tapi masih belum berani mengamalkan ilmu yang kudapat sedikit pun. Katanya percaya bahwa orang yang menikah pasti akan dijamin rezekinya oleh Allah, ternyata aku nggak lebih hanya seorang ikhwan pengecut.
Dana tak henti-hentinya menyalahkan dirinya sendiri. Dia benar-benar merasa tak berarti.
“Dulu…., aku pernah begitu khusyu’ berdoa pada Allah agar dipertemukan dengan akhwat shalihah yang nggak banyak permintaan seperti dia. Sekarang ketika sudah dapat, malah kusia-siakan. Kini aku sadar bahwa Allah selalu mengabulkan permohonan hamba-Nya. Manusialah yang selalu kufur terhadap rabb-nya.”
Di tempat yang berbeda, Dini menjalani hari-harinya dengan penuh semangat. Dia tetap ceria seperti biasanya. Ya…, seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Kecewa? Jelas ada, karena dini juga hanya manusia biasa. Namun dia bisa mengemas kekecewaannya dengan manis, membuat kesedihannya menjadi sesuatu yang lumrah dari proses kehidupan.
Dia percaya bahwa hatinya tidak mungkin berbohong dan janji Allah pasti terjadi. Maka sesulit apapun kondisi yang dihadapi saat itu, dia mencoba untuk tetap tersenyum. Jujur, aku bangga padanya.
“Aku sudah mantap dengannya, kak. Aku yakin dialah jodohku. Aku akan terus menunggunya…”
Sepekan kemudian, Dana menitipkan biodata ikhwan lain yang merupakan teman dekatnya untuk diberikan pada Dini. Menurutnya, Ikhwan itu bisa membahagiakan Dini karena sudah matang dan punya pekerjaan tetap. Jelas, Aku Tahu bahwa pendapatnya keliru.
Dini bukan mengharap ikhwan yang matang dan mapan. Dia hanya mengikuti kata hatinya saja. Diniku tidak akan bahagia hanya dengan harta dan tahta. Namun, tak urung diterima juga biodata itu. Dan bisa ditebak, bagaimana reaksi Dini saat kuberikan empat lembar kertas berukuran A4 itu. Dini menggelang pasti.
Anti coba istikharah-kan dulu. Barangkali semuanya bisa berubah…,” bujukku.
Jazakumullah khair, tapi…Afwan tolong jangan paksa Ana, Kak!”
***Cacatan redaksi
Ikhwan fillah, mungkin sebagian Anda akan menganggap Dana sebagaimana penilaian Dana terhadap dirinya sendiri. Pengecut, jahil, dan sifat-sifat buruk yang lainnya. Tapi bagi saya, Dana tidaklah seburuk itu, justru sebaliknya, Dana dalam pandangan saya adalah ikhwan yang baik.
Dia berani mengambil resiko dengan mundur dari proses dan memilih untuk bersabar melawan nafsunya. Padahal kalau dia mau, dengan sikap Dini yang penurut, dia bisa minta untuk tetap meneruskan hubungan dengan gadis pilihannya itu. Namun dia tahu bahwa di atas segalanya, Allah-lah yang patut utnuk lebih dicintai.
Dana yakin bahwa jodoh adalah kekuasaan Allah dan Dia tetah menetapkannya 50 ribu tahun sebelum semesta ada. Dia tahu kalau jodoh pasti akan ketemu lagi, bagaimanapun caranya. Mungkin Dini tidak akan pernah tahu kalau biodata yang kusodorkan kemarin adalah kiriman Dana.
Mungkin Dana juga tidak akan pernah tahu kalau ternyata Dini akan terus menunggunya. Dan mereka juga tidak boleh tahu bahwa diam-diam aku selalu mendoakan kebaikan untuk mereka. Entah bagaimana ending kisah ini nantinya, yang pasti aku selalu berharap agar masing-masing dari mereka mendapatkan ganti yang lebih baik. Segera…..
DAPATKAN KISAH NYATA LAINNYA
SILAHKAN KLIK LINK BERIKUT >> http://enkripsi.wordpress.com/kisah-nyata/
Foot Note
[1] Saudariku
[2] Kamu (Perempuan)
[3] Aku
[4] Kamu (Laki-laki)
[5] Saudaraku
Kisah Nyata Majalah Nikah Volume 4/11/2005

Tentang Cinta Suci



Suatu hari nanti, kalian semua akan jatuh cinta tanpa dibuat-buat.
Tanpa perasaan posesif kekanak-kanakan atau rasa ingin pamer kasih sayang yang berlebihan.

Akan kalian temui seseorang yang membuat kalian jatuh hati tanpa alasan.
Yang membuat kalian tidak takut pada jutaan omong kosong soal sakitnya patah hati.

Yang membuat kalian sudi menjadi diri kalian sendiri.
Tidak dengan ucapan manis atau perilaku yang berpura-pura.

Kalian akan jatuh cinta dengan seadanya, tapi juga dengan segalanya.
Kalian akan jatuh cinta dan berani mempertanggung-jawabkannya.

Bukan dengan pujian palsu atau rasa kagum sesaat.
Tapi dengan tatap mata dan rasa saling percaya.

Suatu waktu nanti akan ada seseorang yang datang 
Dan membuat kalian jatuh cinta tanpa alasan,
Yang akan kalian jadikan prioritas,

Bukan sekedar kalian banggakan di media sosial tapi kalian bohongi di kehidupan nyata.

Suatu hari nanti, kalian akan bertemu seseorang
Yang akan mendengarkan cerita kalian di sisa hidupnya.
Yang akan membuat kalian paham benar apa itu arti kata sayang.
Yang membuat kalian tidak sabar untuk menghabiskan hari tua bersama, berdua, tanpa ragu ...
Tanpa sempat terpikir untuk berpindah ke lain hati....