Senin, 24 Februari 2014

Etika suami istri dalam penggunaan alat komunikasi dan jejaring sosial

1. HP, BB dan alat-alat komunikasi lainnya serta jejaring sosial seperti fesbuk dll, adalah sarana untuk melakukan kebaikan. Bukan untuk melakukan kejahatan dan kedustaan.

2. Dalam kehidupan rumah tangga, alat-alat komunikasi serta berbagai bentuk jejaring sosial adalah sarana untuk menjaga, merawat dan menguatkan cinta kasih suami istri, bukan untuk saling menyakiti dan membohongi.

3. Jadikan alat-alat komunikasi dan jejaring sosial sebagai "milik bersama" sehingga suami dan istri bisa saling membuka, mengakses dan memanfaatkan bersama.

4. Jangan merahasiakan password. Biarkan pasangan bisa mengetahui isi SMS, inbox fesbuk, email, BBM, WhatsApp dan berbagai jejaring sosial anda.

5. Dahulukan dan kembangkan sikap saling percaya antara suami dan istri, bukan sikap saling curiga dan cemburu buta.



https://www.facebook.com/nasihat.untuk.muslimah/posts/828936173790280

Doa Malam Pertama

Ketika bertemu pertama kali setelah akad nikah, dianjurkan bagi suami untuk mendoakan istrinya. Caranya: suami meletakkan tangan kanannya di ubun-ubun istrinya –pastikan tidak ada orang ketiga– kemudian membaca tiga hal:
A. Basmalah
B. Mendoakan keberkahan, misalnya:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْها، وَبَارِكْ لَهَا فِيَّ
Allahumma barik laha fiyya wa barik lii fiiha
“Ya Allah berkahilah dia untukku, dan berkahilah aku untuknya.”
C. membaca doa:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَمِنْ شَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ
Allahumma inni as-aluka khaira-ha wa khaira ma jabaltaha ‘alaihi wa a-’udzu bika min syarriha wa min syarri ma jabaltaha ‘alaihi
Ya Allah, aku memohon kebaikannya dan kebaikan tabiat yang ia bawa. Dan aku berlindung dari kejelekannya dan kejelekan tabiat yang ia bawa.
Keterangan di atas berdasarkan hadis dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إذا تزوج أحدكم امرأة أو اشترى خادما فليأخذ بناصيتها وليسم الله عز وجل وليدع بالبركة وليقل: اللهم إني أسألك من خيرها
“Apabila kalian menikahi seorang wanita, maka peganglah ubun-ubunnya, sebutlah nama Allah, dan doakanlah memohon keberkahan, serta ucapkan: Allahumma inni as-aluka…. dst.” (HR. Bukhari dalam Af’al al-Ibad Hal. 77, Abu Daud 1:336, Ibn Majah 1:592, Hakim 1:185, dan dihasankan Al-Albani)
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasi Syariah)

Wanita Menikah dalam Keadaaan Haid

Bismillah.
Kondisi wanita yang sedang “datang bulan” tidaklah mempengaruhi keabsahan akad nikah.
Artinya, seseorang yang melakukan akad nikah, sementara mempelai wanita sedang haid, akad nikahnya sah.
Hanya saja, setelah akad, kedua pengantin tidak diperkenankan melakukan hubungan badan sampai sang istri suci dari haid dan telah mandi.
Sebagaimana firman Allah,
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاء فِي الْمَحِيضِ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّى يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ
Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah, ‘Haid itu adalah kotoran.’ Maka jauhilah diri kalian dari wanita ketika haid, dan janganlah kalian mendekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka sudah suci maka datangilah mereka di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.” (Q.S. Al-Baqarah:222)
Kemudian, dalam kondisi ini, kedua pengantin tidak bisa melakukan shalat berjemaah di awal malam pertama. Untuk itu, suami bisa shalat sunah sendirian, kemudian memegang ubun-ubun sang istri dan mendoakannya dengan doa keberkahan.
Selanjutnya, kami menasihatkan agar masing-masing berusaha bertakwa kepada Allah, agar jangan sampai terpengaruh dorongan nafsu dan godaan setan, sehingga melakukan tindakan yang mengundang murka Allah.
Semoga diberkahi. Amin ….
Simak: Fatawa Syabakah Islamiyah, no. 7749

http://www.konsultasisyariah.com/wanita-menikah-dalam-keadaaan-haid/

Kamis, 20 Februari 2014

Apa yang Diucapkan Ketika Tersandung atau Terpeleset?

Kadang-kadang ketika seseorang sedang berjalan atau berkendara, tiba-tiba ia tersandung atau terpeleset sehingga jatuh… Karena kesal, terkadang keluarlah ucapan-ucapan yang mengungkapkan kekesalannya ataupun caci maki : “Aduh sialan!”, ada juga yang ber-istirja’: “inna lillaahi wa inna ilaihi roji’un!”… dan ada juga yang mencela syaithon: “Setan sialan!”… dan seterusnya.
Sebenarnya ada ucapan yang diajarkan Rosulullohshollallohu alaihi wa sallam dalam hal ini, dan tuntunan beliau tentu lebih layak untuk diikuti.
Dalam hadits Abul Malih, dari seorang shohabat yang sedang boncengan sama Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam:
كُنْتُ رَدِيفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَثَرَتْ دَابَّةٌ فَقُلْتُ تَعِسَ الشَّيْطَانُ فَقَالَ لَا تَقُلْ تَعِسَ الشَّيْطَانُ فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَعَاظَمَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الْبَيْتِ وَيَقُولُ بِقُوَّتِي وَلَكِنْ قُلْ بِسْمِ اللَّهِ فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَصَاغَرَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الذُّبَابِ
“Aku pernah boncengan bersama Nabi shollallohu alaihi wa sallam, lalu hewan tunggangan kami tersandung, akupun mengatakan: “celakalah setan!”. Maka Nabishollallohu alaihi wa sallam berkata kepadaku: “jangan engkau katakan: ‘celakalah setan’, karena jika engkau mengucapkan itu maka setan itu akan semakin besar hingga besarnya seperti sebuah rumah dan setan akan berkata : ‘ini terjadi karena kekuatanku’, akan tetapi katakanlah: ‘bismillah, karena jika engkau mengucapkan itu, setan akan mengecil sampai seperti lalat.”
[HR. Abu Dawud, Ahmad, an-Nasa’i, al-Hakim, dll. Dishohihkan syaikh al-Albanirohimahulloh dalam Shohih al-Kalim ath-Thoyyib 1/174]

http://ummushofi.wordpress.com/2010/03/08/apa-yang-diucapkan-ketika-tersandung/

Begini Cara Nabi Bergaul Dengan Istri



Ceritanya tadi sore saya buka FB. Lalu menemukan sebuah artikel apik di page https://www.facebook.com/Lugha.Arabic.Languageyang berbahasa arab.

Artikel tersebut berisi kumpulan hadits yang berbicara seputar cara Nabi bergaul dengan istri. Oleh karena saya anggap bermanfaat, maka saya terjemahkan. Sebagai nasehat untuk diri saya sendiri dan juga untuk teman-teman yang telah dan akan menikah. Semoga bermanfaat

Oh ya, selain menerjemahkan saya tambahkan beberapa faedah yang bisa dipetik dari hadits-hadits dibawah ini

كيف كان يعامل الرسول عليه الصلاة والسلام زوجاته :

•كان النبي صلى الله عليه وسلم اذا كان بالليل سار مع عائشة يتحدث . رواه البخارى

Adalah dahulu Nabi shallallahu alaihi wa sallam jika berkumpul bersama Aisyah Radhiallahu anhaa di malam hari maka Rasulullah berbincang-bincang dengan putri Abu Bakar Radhiallahu anhumma (HR Bukhari)

Pelajaran:

1) Hadits ini menunjukkan bahwa suami yang baik adalah lelaki yang meluangkan waktunya untuk berbicara dengan istri. Berbincang seputar hal yang bermanfaat. Entah perkara dunia atau akhirat.

2) Hadits ini juga mengisyaratkan bahwa rumah tangga yang harmonis terwujud manakala terjadi komunikasi yang baik antar anggota keluarga

3) Hadits ini juga menjadi dalil pengecualian atas sabda Nabi yang menyebutkan bahwa beliau tidak menyukai obrolan-obrolah yang terjadi selepas isya. Karena bercengkerama dengan istri adalah salah satu perkara yang bermanfaat. Bahkan termasuk ibadah. Sebagaimana penjabaran dari kaidah "Al Wasailu Lahaa hukmul Maqashid". Maka jika membahagiakan istri dan menjaga kelanggengan rumah tangga adalah sesuatu yang diperintahkan dalam syariat. Tentu hal-hal yang menjadi sebab terwujudnya hal tersebut juga menjadi sesuatu yang diperintahkan pula.

• :سُئِلت عائشة ما كان النبي صلى الله عليه وسلم يصنع في بيته ؟ قالت : كان في مهنة أهله . رواه البخارى

Aisyah binti Abu Bakar Radhiallahu anhumma pernah ditanya oleh salah seorang sahabat. "Apakah yang Nabi lakukan ketika berada di rumah bersama istri-nya?" "Dahulu Nabi biasa membantu pekerjaan rumah keluarganya". tutur Aisyah Radhiallahu anhaa (HR Bukhari)

Pelajaran:

1) Suami yang baik adalah lelaki yang tidak sungkan membantu istri menggarap pekerjaan rumah tangga. Bahkan bila suami adalah seorang tokoh masyarakat atau professional yang memiliki kesibukan luar biasa diluar

2) Mengerjakan pekerjaan rumah tangga bukanlah sesuatu yang merendahkan derajat suami

3) Istri akan semakin mencintai pasangannya apabila senantiasa mendapat bantuan dari suami dalam pengerjaan kewajiban-kewajibannya di rumah

• قوله صلى الله عليه وسلم عن خديجة " انى رزقت حُبها ". رواه مسلم

Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah bertutur: "Aku diberi rizki berupa rasa cinta kepada istriku" (HR Muslim)

Pelajaran:

1) Anjuran untuk menyatakan cinta kepada istri

2) Menampakkan dan menyatakan rasa cinta kepada istri adalah diantara cara merekatkan hubungan cinta kasih antar lelaki dan wanita yang diikat dalam bingkai pernikahan

• لقوله صلى الله عليه وسلم " لايفرك مؤمن مؤمنة ان كره منها خلقا رضي منها آخر . رواه مسلم

Nabi shallahu alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah seorang mukmin benci kepada seorang wanita mukminah (istrinya), jika ia membenci sebuah sikap (akhlak) istrinya maka ia akan ridho dengan sikapnya (akhlaknya) yang lain” (HR Muslim)

Pelajaran:

Berkata An-Nawawi, “Yang benar adalah Rasulullah shallallahu 'alihi wa sallam melarang, yaitu hendaknya dia tidak membencinya karena jika mendapati sikap (akhlak) yang dibencinya pada istrinya maka ia akan mendapati sikapnya yang lain yang ia ridhai. Misalnya wataknya keras namun ia wanita yang taat beribadah, atau cantik, atau menjaga diri, atau lembut kepadanya, atau (kelebihan-kelebihan) yang lainnya”[1]

Suami yang paling sedikit mendapat taufiq dari Allah dan yang paling jauh dari kebaikan adalah seorang suami yang melupakan seluruh kebaikan-kebaikan istrinya, atau pura-pura melupakan kebaikan-kebaikan istrinya dan menjadikan kesalahan-kesalahan istrinya selalu di depan matanya. Bahkan terkadang kesalahan istrinya yang sepele dibesar-besarkan, apalagi dibumbui dengan prasangka-prasangka buruk yang akhirnya menjadikannya berkesimpulan bahwa istrinya sama sekali tidak memiliki kebaikan

Tatkala seorang suami marah kepada istrinya maka syaitan akan datang dan menghembuskan kedalam hatinya dan membesar-besarkan kesalahan istrinya tersebut. Syaitan berkata, “Sudahlah ceraikan saja dia, masih banyak wanita yang sholehah, cantik lagi…, ayolah jangan ragu-ragu…”. Syaitan juga berkata, “Cobalah renungkan jika engkau hidup dengan wanita seperti ini…., bisa jadi di kemudian hari ia akan lebih membangkang kepadamu..”. Atau syaitan berkata, “Tidaklah istrimu itu bersalah kepadamu kecuali karena ia tidak menghormatimu…atau kurang sayang kepadamu, karena jika ia sayang kepadamu maka ia tidak akan berbuat demikian…”. Dan demikanlah bisikan demi bisikan dilancarkan syaitan kepada para suami. Yang bisikan-bisikan seperti ini bisa menjadikan suami melupakan kebaikan-kebaikan istrinya yang banyak yang telah diterimanya. Jika sang suami telah melupakan kebaikan-kebaikan yang lain yang dimiliki isrinya maka sesungguhnya ia telah menyamai sifat para wanita yang suka melupakan kebaikan-kebaikan suaminya !!!.(diambil dari tulisan ustadz Firanda Andirja di websitenya)

• قالت عائشة رضي الله عنها : ما ضرب رسول الله صلى الله عليه وسلم امرأة له قط " رواه النسائي

Aisyah Radhiallahu anhaa pernah bertutur: Suamiku tidak pernah memukul* istrinya meskipun hanya sekali (HR Nasa'i)

*pukulan yang menciderai atau pukulan di wajah. Adapun apabila seorang istri melakukan pembangkangan kepada suami, maka diperbolehkan memukulnya dengan pukulan yang tidak menyebabkan cedera dan tidak pula mengenai di muka. Allahu a'lam

Pelajaran:

1) Lelaki sejati tidak akan pernah memukul istri semarah apapun yang bersangkutan kepada pasangannya

2) Memukul istri adalah akhlak pria durjana

• كانت صفية مع رسول الله صلى الله عليه وسلم في سفر , وكان ذلك يومها, فأبطت في المسير , فاستقبلها رسول الله صلى الله عليه وسلم وهى تبكى, وتقول حملتني على بعير بطيء , فجعل رسول الله يمسح بيديه عينيها , ويسكتها,.."رواه النسائي

Suatu saat Shafiyah safar bersama Rasulullah, saat itu adalah hari gilirannya. Dia ketinggalan (rombongan) karena untanya berjalan lambat,lalu menangis. Maka Rasulullah datang mengusapkan air mata dengan kedua tangannya kemudian berusaha membuat Shafiyah berhenti menangis (HR Nasa'i

Pelajaran:

1) Menghibur istri adalah kewajiban suami

2) Berusaha menghilangkan kesedihan dan kesusahan istri adalah sesuatu yang disyariatkan Islam

3) Suami yang baik tidak akan tahan dan tinggal diam manakala melihat istrinya menangis atau bersedih hati

• يرفع اللقمة الى فمها :قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : انك لن تنفق نفقة الا أجرت عليها حتى اللقمة ترفعها الى في امرأتك" رواه البخارى

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya apabila engkau menginfakkan sesuatu sekecil apapun maka akan mendapatkan pahala, sampaipun berupa satu suapan yang kau berikan kepada istrimu (HR Bukhari

Pelajaran:

1) Menafkahi istri adalah kewajiban suami.

2) Menafkahi istri adalah sebaik-baik dan seutama-utama sedekah

• عن عائشة ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال لى : تعالى أسابقك, فسابقته, فسبقته على رجلي " وسابقني بعد ان حملت اللحم وبدنت فسبقني وجعل يضحك وقال هذه بتلك! رواه ابو داود

Suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berlomba lari dengan Aisyah dan Aisyah menang. Aisyah bercerita, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berlari dan mendahuluiku (namun aku mengejarnya) hingga aku mendahuluinya. Tetapi, tatkala badanku gemuk, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajak lomba lari lagi namun beliau mendahului, kemudian beliau mengatakan, “Wahai Aisyah, ini adalah balasan atas kekalahanku yang dahulu’.” (HR. Thabrani dalam Mu’jamul Kabir 23/47), lihat Al-Misykah (2.238))

Pelajaran:

1) Anjuran mengajak istri bersenang-senang dengan sesuatu yang mubah. Semisal olahraga ringan atau mengajak yang bersangkutan berwisata

2) Mencandai istri dengan sesuatu yang mubah dan tidak mengandung dusta adalah sesuatu yang dianjurkan

3) Mencari momen romantis untuk berdua-duaan dengan istri adalah diantara hal yang dilakukan Nabi dalam rangka membahagiakan pasangan hidup beliau

4) Berat badan istri yang berlebih bukanlah alasan untuk berhenti mencintai dan membahagiakannya ‪#‎eh‬

اللّهم صلّ وسلّم وبارك على خير خلق الله حبيبي محمّد.

diterjemahkan saat bulan Februari tersisa 8 hari lagi.

Rahmat Ariza Putra

Via Islam Itu Indah

Jeda - Setengah Isi Setengah Kosong


kata-kata yang terakhirnya itu lho. he


Senin, 17 Februari 2014

Membiasakan Anak Tidur Sendiri

Inilah saat tepat anak pindah ke kamarnya sendiri. Perlu taktik jitu agar perpindahan ini lancar.

Sertakan anak. Usia dua tahun merupakan saat tepat melatih kemandirian anak, dengan tidur sendiri. Kepindahan dari boks ke tempat tidur biasa dapat menjadi alasan anak pindah tidur ke kamarnya sendiri. Katakan pada anak bahwa ia mulai besar dan boksnya tak cukup lagi baginya, sehingga ia perlu pindah ke tempat tidur yang lebih besar dan lebih nyaman di kamarnya sendiri.

Untuk mempermudah proses perpindahan, ajak anak dua tahun memilih tempat tidurnya sendiri. Carilah tempat tidur dengan pagar yang dapat dilepas untuk menghindari anak terjatuh saat tidur. Setelah itu, ajaklah anak mencari seprai yang disenangi dan biarkan ia memilih pernak-pernik tempat tidurnya.

Jika perlu, carilah teman berupa boneka untuk menemaninya tidur. Ajak anak menyiapkan tempat tidur dan mengaturnya sesuai seleranya.

Perlu pengkondisian. Untuk memindahkan anak, Anda perlu melakukan suatu proses pengkondisian yang cukup lama. Selain itu, buatlah peraturan baru yang harus dilakukan dengan konsisten. Misalnya, anak hanya boleh tidur bersama orang tuanya satu kali setiap minggu, yaitu di akhir minggu.

Pertama-tama Anda memang perlu menemani anak hingga ia tertidur. Tak ada salahnya jika Anda menyiapkan tempat tidur cukup besar untuk Anda tiduri berdua sampai ia tertidur. Sambil menunggu anak tidur, Anda dapat mengisahkan cerita-cerita menarik.

Terkadang anak terbangun di tengah malam dan mencari Anda. Jangan menutup pintu kamarnya, sehingga Anda dapat cepat merespons panggilan atau tangisannya. Jika ini terjadi, ajak anak tidur dengan menemaninya kembali.

Lakukan ini berulang kali hingga anak merasa cukup nyaman dan aman dengan tempat tidur dan kamarnya yang baru. Anda perlu bersabar melakukan pengkondisian ini. Yang penting, cobalah mengikuti peraturan yang Anda buat bersama dengan konsisten.


http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/balita/psikologi/membiasakan.anak.tidur.di.kamar.sendiri/001/007/470/1/1

Wahai Ibu, pisahkanlah tempat tidur mereka


Rasulullah adalah pendidik yang sangat cermat, sehingga tidak terluput dari perhatiannya prinsip yang sangat penting dalam membina anak-anak yang berlainan jenis. Rasulullah telah mengajarkan kepada orang tua untuk memisahkan tempat tidur anak-anak mereka. Imam Ahmad (6467) meriwayatkan hadits dari Nabi shallallahu’alaihi wa sallam dengan sanad hasan,

“Suruhlah anak-anakmu mengerjakan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun dan pukullah mereka ketika meninggalkannya apabila mereka telah berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka.”

Dalam riwayat yang lain,
إِذَ بَلَغَ أَوْ لاَدُكُمْ سِنِيْنَ فَفَرِّقُوْا بَيْنَ فُرَشِهِمْ، وَإِذَا بَلَغُوْا عَشْرَ سِنِيْنَ فَاضْرِبُوْهُمْ عَلَى الصَّلاَةِ
“Jika anak-anak kalian telah berusia tujuh tahun, maka pisahkanlah tempat tidur mereka, dan jika mereka telah berusia sepuluh tahun, maka pukullah mereka jika belum mau mengerjakan shalat.” (Diriwayatkan oleh Hakim dalam kitabMustadrak 1/201 dan dikatakannya sebagai hadits shahih berdasarkan syarat Muslim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi)

Wahai Ibu, maka pisahkanlah ranjang anak-anakmu ketika mereka telah mencapai usia 10 tahun. Hal ini disebabkan ketika berusia 10 tahun, syahwat mereka telah mulai berkembang dan bila tidak diatur bisa jadi mereka akan melampiaskan nafsu seksualnya pada jalan yang diharamkan oleh agama. Kalau pun kita tidak sanggup memisahkan tempat tidur mereka, cukuplah kita memisahkan mereka dengan memberikan selimut pada masing-masing anak. Namun menjauhkan tempat tidur mereka adalah lebih baik dan lebih utama. Oleh karena itu, hendaknya kita memperhatikan masalah ini dengan sungguh-sungguh untuk menghindari fitnah dan kerusakan akibat ketidakhati-hatian kita.

http://muslimah.or.id/pendidikan-anak/ketika-sang-buah-hati-beranjak-dewasa-2.html

Belajar Tega! Anakku Bisa kok Makan Sendiri



“Melatih Kemandirian Anak” suara penuh energi positif menggema di ruang colourfull kampus Institut Ibu Profesional Salatiga. Dosen favoritku Bunda Septi Peni Wulandani, membacakan judul kuliah. Sontak adrenalinku memuncak, duhai Robb berapa nilai ku untuk mata ujian “Kemandirian Anak”? JEBLOK ZA! seperti ada teriakan di sekelilingku. Okey aku wajib pasang telinga, menghadirkan seluruh hati, jiwa dan pikiran untuk menyerap semaksimal mungkin kuliah pagi itu.

Materi demi materi kemandirian anak mengalir membasuh kehausanku akan ilmu. Terkadang aku tersenyum, merengut, marah mengutuki diriku sendiri, kadang juga aku ng’ayem-ayem’i ati “Semoga Alloh masih sudi memberi kesempatan tuk mendongkrak nilaiku di mata uji yang ini”. Tunduk ku dalam doa yang penuh harap.

“Saat memberi kuliah umum di kota J ada seorang ibu dengan anak usia satu tahun, sibuk sekali menyuapi anaknya. lalu saya tanya ‘kenapa mbak anaknya disuapin coba dilatih makan sendiri, insyaalloh bisa!” Bunda Septi Peni melontarkan sebuah challenge tuk ibu tersebut.

Plaaaak!!!! Aduhaaii… rasanya bagai sebuah tamparan baru saja mendarat di wajah saya.

Wajah anakku (4 tahun) yang sedang merengek “Ummi suapiiiiin” tiba-tiba hadir dihadapan. bagaimana ini? berarti tak sekedar JEBLOK dong nilaiku, tapi lebih buruk dari itu.

Di akhir sesi kuliah kusempatkan melontarkan pertanyaan tuk semakin memantapkan langkahku. Aku pulang membawa setumpuk rencana yang berpendar-pendar memenuhi pikiran. Tak sabar ingin segera bertemu anak semata wayangku, Raihan. Ingin segera kusampaikan kepadanya “Nak, mulai sekarang kita akan berjuang bersama untuk membentuk kemandirianmu dan mengalahkan ego ummi. Kita ini tim yang hebat nak, kita harus kompak agar tim kita menang dan lulus ujian!!”

========================

Hari itu juga, mulai kujalankan startegi perjuangan. Menegaskan pada anakku bahwa mulai sekarang “NO SUAP-SUAPAN LAGI”. Setiap anakku menjelang tidur dan bangun kubisikkan pesan cinta hipnoparenting ”Raihan anak hebat sudah besar, pintar makan sendiri, makan sendiri itu menyenangkan, makan sendiri itu disayang Alloh dan abi-ummi”. Sambil kupandangi wajah teduh anakku, dan kuiringi doa tiada putus. Seringkali entah sadar atau tidak, anakku menggangguk dalam tidurnya. Semoga engkau menerima dengan baik pesan cinta ini nak. Teruuus kumasukan ke alam bawah sadarnya misi perjuangan ini.

Ketika pagi sampai malam sebelum jam makan kusampaikan pada anakku, “nak, nanti kita makan bareng ya, tapi makan sendiri-sendiri. kan asik tuh”.

Saat jam makan dan anakku mulai lapar ternyata perjuangan tak semulus impian. ”Aku belum lapar”, ”Aku ndak mau makan mii.. aku maunya disuapin sambil main”, “Aku ndak mau makan ini, maunya yang itu (yang tidak ada di rumah)” dan banyak lagi argumen yang dilontarkannya, intinya dia menolak makan dan merajuk untuk disuapi. Sungguh menguji kesabaranku. Apalagi tipikal anakku adalah pintar sekali berkata-kata. Kusadari benar bahwa selama ini yang paling membuatku gagal dalam ujian ini adalah KURANG SABAR. Ibu nya keburu ada acara lain atau pekerjaan rumah sudah berkali-kali misscall untuk segera disambangi ternyata anak belum mau diajak kerjasama dalam urusan makan. Akhirnya?? “Ya sudah lah sini ibu suapin, kelamaan kamu makannya” teengg doooot “YOU LOSE!”

Kali ini tidak, aku harus berusaha keras. Amunisi sabar ku stok sebanyak mungkin di karung jiwa bertulis “UJIAN KEMANDIRIAN MAKAN”. Ketika anakku mulai rewel kudampingi dia, duduk manis saja. Tidak banyak bicara. Sesekali kalau jengkelnya mereda kukatakan ”Ummi tau Raihan sudah lapar, sudah jam 2 siang lho nak. Anak hebat makan sendiri ya, menyenangkan lho”. Pernah sampai jam 3 sore ibu-ibu , anak semata wayangku itu belum juga makan. Rasanya miris melihat anakku lemas, main sambil tiduran, sesekali memanggil “Ummi.. aku pengennya disuapin ummi, aku lapar”. Hancur hatiku berkeping-keping. Hampir roboh benteng pertahananku, tapi segera amunisi ku ambil tuk menghancurkan perasaan itu “Anakku sedang berjuang mengalahkan egonya, aku harus membantunya dengan cara mengalahkan egoku”.

(Nb: disekolah anakku yang dulu, ada jam makan siang dan anakku selalu makan sendiri. Dari sini juga menjadi tambahan amunisi ku bahwa anakku memang sudah pintar makan sendiri, maka dirumah pun harusnya bisa dong)

Benar saja, menjelang sore ternyata anakku mendekati piringnya dan mulai menyendok sesuap demi sesuap makanannya. Kuganti dengan nasi yang hangat, dia lahap sekali. Sudut-sudut mataku basah. Haru..

Hari selanjutnya kuteruskan perjuanganku, mulai agak ringan bundas, hanya memang perlu sedikit lebih repot mengatur tampilan hidangan agar menarik buat anak (padahal disekolahannya dulu kalau makan siang ya sekedar nasi, sayur lauk dipiring aja. Tidak didisplay istimewa. Itu saja anakkku lahap). Tak apa, malah menambah kretifitas mengolah hidangan dan insyaalloh nambah pahala juga.

Hari kesekian, kuperhatikan anakku makin kurus kering badannya. Sedih? tentu saja. Ibu mana yang tidak ingin selalu melihat anaknya padat berisi dan menyenangkan dipandang. Jelas saja, biasanya ketika masih disuapi, aku selalu punya target seberapa makanan yang harus dimakan anakku, seberapa lauknya, seberapa sayurnya, susunya. Semua wajib habis dengan berbagai jurus andalan. “Kereta sayur mau masuk gua perut niih”, “eh si wortel nungguin temannya lobak masuk juga tuh”, “eh pak tempe masih sisa sedikit” bla bla bla.. Nah pada masa perjuangan ini kan anakku makan sendiri. Sering kulihat sayurnya disisihkan, katanya gak enak. Kadang lauknya yang disingkirkan, katanya kebanyakan. Geregetan kadang. Pengen mengintervensi makannya. Tapi sekali lagi kuingatkan diri, ini semua proses untuk menjadi lebih baik. Aku harus sabar dan menghargai prestasi anakku. Termasuk juga menghormati pilihannya. Sambil teruuus saja kuberi masukan tentang pola makan sehat.

Sampai hari ini perjuanganku sudah berlangsung selama kurleb satu bulan. Perkembangannya, anakku sudah bilang “Mi, aku mau makan di math’am sama teman-teman (gaazebo ruang makan pondok pesantren tempat kami tinggal)”. Di jam makan anakku sudah pinter bilang sendiri “Mi aku mau makan, laper”, “Mi, masak apa? nanti aku makan sama teman-teman aja yaa”. Tinggal kupantau apakan anakku sudah cukup siip dalam proses kemandirian makannya. Sudah tidak lagi kudengar rengekan “Ummi.. suapiiin”. Di saat ku ajak kuliah umum kemarin, aku sudah bebas merdeka makan sendiri, tidak ribet nyuapin anak, dan bisa leluasa sharing dengan teman-teman. Anakku, asik makan sendiri nasi gorengnya bersama teman. Indahnya….!

Allohu akbar!! Alhamdulillah. Aku bangga dengan anakku atas kekompakannya berjuang denganku melalui ujian “KEMANDIRIAN MAKAN” ini.

Sampai hari ini pun kami masih menjalani masa perjuangan itu. Ingin selalu lebih dan lebih baik lagi. Mohon doanya ya bundas..

Semakin kusadar ternyata kami bisa menjadi tim yang KOMPAK dan solid. Semoga selanjutnya  bisa melalui challenge-chellenge lain tuk meraih gelar “KELUARGA PROFESIONAL”.





Bagaimana bundas, apa CHALLENGE anda hari ini? mari berbagi inspirasi dan saling menguatkan.



Diselesaikan di Salatiga,  pagi 12 Oktober 2012 (kurleb 40 menit)

Ibu nya Raihan,






Zainab IIP Salatiga

http://roihan.wordpress.com/2012/11/24/belajar-tega-anakku-bisa-kok-makan-sendiri/

Sabtu, 15 Februari 2014

al-Mar-atush Sholihah


Seorang penyair mengatakan :

لَيسَ الفَتَاةُ بِمَالِهَا وَجَمَالِهَا كَلا وَلا بِمفَاخر الآبَاء

لكِنَّهَا بِعَفَافِها وَبِطهرِها وَصَلاحِها للزَوجِ والأَبنَاء

وَقِيَامِها بِشُؤُونِ مَنزِلِها وَاَن تَرعَاك في السَرَّاءِ والضَرَّاء

Perempuan itu bukanlah dilihat dari harta dan kecantikannya

Sekali-kali bukan itu, begitu juga tidak dilihat dari silsilah nenek moyangnya

Tapi perempuan itu dilihat dari kesucian dan agamanya

Dan (dilihat) dari kebaikannya kepada suami dan anak-anaknya

Serta (dilihat) dari ketekunanya dalam menjalankan tugas rumahnya

Dan dia selalu menemanimu dikala suka dan duka


Mungkinkah Aku Cemburu dengan Bidadari?

Aku Cemburu dengan Bidadari

Pertanyaan:
Beberapa kesempatan sebelumnya, web konsultasisyariah.com membahas tentang jumlah istri penduduk surga. Linknya:http://www.konsultasisyariah.com/berapa-jumlah-istri-Anda-di-surga/
Di situ disimpulkan bahwa jumlah minimal istri penduduk surga menurut salah satu riwayat adalah 2 istri. Bahkan menurut riwayat lain, masih ditambah 70 bidadari.

Sebagai wanita, mendengar suami berpoligami, tentunya akan muncul rasa cemburu. Jangankan 70 istri, mendengar suami mau poligami saja, istri sudah kebingungan bukan kepalang. Yang tidak lain, karena dorongan rasa cemburu. Dan itu hampir tidak mungkin bisa dihilangkan. Sampai tua dan bahkan sampai mati.
Mendengar jumlah istri yang banyak itu, para wanita akan membayangkan, bagaimana kesedihan dan rasa cemburunya?
Dari: Imma, Jatim
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Perasaan cemburu merupakan bagian dari tabiat manusia. Tidak hanya terjadi pada wanita, namun juga terjadi pada lelaki. Sebagai janji Allah bagi penduduk surga, Allah akan memberikan beberapa istri kepadanya di surga. Tentu Anda bisa membayangkan, bagaimana dengan perasaan wanita. Betapa sedihnya ketika sang suami tercinta, yang saat ini mendampingi hidupnya tanpa ada pesaing lainnya, namun suatu saat nanti akan diperebutkan dengan oleh banyak wanita.
Namun satu catatan yang perlu Anda pahami, perasaan di atas adalah bayangan kita yang belum pernah mengintip indahnya surga. Dan tentu saja, yang namanya bayangan, belum pasti benarnya. Lebih-lebih, bayangan untuk sebuah suasana baru, yang sama sekali belum pernah terbesit dalam perasaan manusia. Surga nan penuh kenikmatan.

Bayangan tentang Surga, Pasti Meleset

Sehebat apapun bayangan Anda tentang surga, realita yang ada di surga pasti akan berbeda dengan apa yang Anda bayangkan. Anda yang saat ini mungkin sempat membayangkan, betapa sedih dan cemburunya Anda, ketika suami diperebutkan oleh bidadari indah nan jelita, yang semuanya menjadi pesaing Anda. Namun pastikan, bahwa bayangan Anda ini tidak akan sesuai dengan relita di surga. Karena bayangan apapun tentang surga, belum mewakili apa yang sejatinya terjadi di surga.
Hal ini telah ditegaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadis Qudsi, bahwa Allah ta’ala berfirman,
أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لاَ عَيْنٌ رَأَتْ، وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ
Aku telah menyiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang sholeh, surga yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah ada telinga yang mendengarkannya, dan belum pernah terbesit dalam hati manusia.”
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah di surat As-Sajdah ayat 17,
فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Tidak ada jiwa yang mengetahui surga yang Aku rahasiakan untuk mereka, sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka lakukan.” (HR. Bukhari 3244, Muslim 2824, Turmudzi 3197, dan yang lainnya).
Untuk itu, Anda tidak perlu khawatir bawaan perasaan semacam ini hanya ada di dunia. Akan pupus setelah kita meninggalkan negeri fana ini. Bayangan kesedihan, cemburu, permusuhan, yang muncul di jiwa manusia, tidak akan berulang ketika mereka masuk surga.

Mereka Telah Dibersihkan Sebelum Masuk Surga

Diantara nikmat Allah yang diberikan kepada penduduk surga, Allah bersihkan mereka dari setiap kotoran hati ketika di dunia. Dari Abu Said al-Khudriradhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَخْلُصُ المُؤْمِنُونَ مِنَ النَّارِ، فَيُحْبَسُونَ عَلَى قَنْطَرَةٍ بَيْنَ الجَنَّةِ وَالنَّارِ، فَيُقَصُّ لِبَعْضِهِمْ مِنْ بَعْضٍ مَظَالِمُ كَانَتْ بَيْنَهُمْ فِي الدُّنْيَا، حَتَّى إِذَا هُذِّبُوا وَنُقُّوا أُذِنَ لَهُمْ فِي دُخُولِ الجَنَّةِ
Orang-orang mukmin akan dibebaskan dari neraka, kemudian mereka berhenti dikumpulkan di qantharah, tempat antara surga dan neraka. Kemudian ditegakkanlah qishash diantara mereka akibat kezaliman yang terjadi di antara mereka di dunia. Setelah dibersihkan dan disucikan, barulah mereka diizinkan masuk surga…” (HR. Ahmad 11095 dan Bukhari 6535).
Setelah dibersihkan, mereka masuk surga dengan hati tanpa beban, hati yang bersih. Sirna sudah segala penyakit benci, dengki, hasad, sedih, bingung, yang dulu mereka alami di dunia. Dinukil dari Ibn Abbas dan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhum, bahwa mereka menjelaskan,
أن أهل الجنة عندما يدخلون الجنة يشربون من عين فيذهب الله ما في قلوبهم من غل، ويشربون من عين أخرى فتشرق ألوانهم وتصفو وجوههم
Bahwa penduduk surga ketika hendak masuk surga, mereka minum mata air, kemudian Allah hilangkan segala penyakit kebencian dalam hati mereka. Kemudian mereka minum mata air yang lain, lalu kulit mereka bercahaya dan wajahnya bersinar cerah. (at-Tadzkirah, Qurthubi, hlm. 499)

Tidak Ada Permusuhan dan Cemburu

Meskipun suami Anda memliki 70 bidadari, Anda tidak akan diliputi rasa sedih dan cemburu. Semua itu telah Allah hilangkan. Yang Anda alami dan dialami oleh semua penduduk surga, mereka akan merasa menjadi makhluk paling bahagia.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ، يُرَى مُخُّ سُوقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ مِنَ الحُسْنِ، لاَ اخْتِلاَفَ بَيْنَهُمْ وَلاَ تَبَاغُضَ، قُلُوبُهُمْ قَلْبٌ وَاحِدٌ، يُسَبِّحُونَ اللَّهَ بُكْرَةً وَعَشِيًّا
…masing-masing mereka memiliki dua istri. Sumsum tulang betisnya kelihatan dibalik daging, karena saking indahnya. Tidak ada perselisihan dan permusuhan diantara mereka. Mereka sehati, senantiasa bertasbih mensucikan Allah, pagi dan sore.” (HR. Bukhari 3245, Muslim 2843, dan yang lainnya).
Ini semua sebagaimana yang Allah tegaskan melalui ayat-Nya,
وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ
Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.” (QS. Al-Hijr: 47).
Allahu a’lam

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembinawww.KonsultasiSyariah.com)