Senin, 16 Desember 2013

Syarah Do'a (1)

بسم الله الرحمن الرحيم


اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالبُخْلِ وَالجُبْنِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ

“Ya Allah! Saya berlindung kepadaMu dari kesedihan dan kegelisahan. Dari ketidakmampuan dan kemalasan. Dan sifat pelit dan pengecut. Juga dari lilitan hutang dan paksaan orang-orang.” (HR. al-Bukhari 7/158, [no. 6363], lihat Fathul Baari, 11/173. (takhrij Syaikh Said), lihat pula shahih Abu Dawud, no. 1541, dan Shahih an-Nasai, no. 5491)

Ath-Thayibi rahimahullah berkata : “al-Hammu adalah kesedihan terhadap peristiwa yang diperkirakan datang. Sedangkan al0hazan adalah kesedihan terhadap peristiwa yang sudah terjadi.”

(ضَلَعِ الدَّيْنِ) asal kata (الضَّلَعُ) berarti kebengkokan. Dikatakan (ضَلَعَ يَضْلَعُ) berarti menyimpang dari yang lurus. Namun yang dimaksudkan di sini adalah lilitan hutang yang memberatkan dan sangat menyulitkan. Demiian itu jia orang yang berhutang tidak memperoleh hata apa pun untuk melunasi hutangnya. Terlebih lagi jika dia ditagih terus.

Sebagian ulama’ Salaf berkata:

مَا دَخَلَ هَمُّ الدَّيْنِ قَلْبًا، إِلَّا أَذْهَبَ مِنَ الْعَقْلِ مَا لَا يَعُوْدُ إِلَيْهِ

“Tidaklah kesedihan akibat hutang masuk ke dalam hati, keuali bakal menghilangkan akal yang akal itu tidak akan kembali kepadanya.”

(وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ) dan, paksaan kaum leki-laki, kekerasan mereka, dan penguasaan mereka terhadap diri ini. Yang dimaksud dengan kaum laki-laki adalah orang-orang zhalim atau para kreditur yang menghutangkan uangnya. Di sini Rasulullah shalallahu ‘alayhi wasallam memohon perlindungan dari paksaan kaum laki-laki, karena dalam pemaksaan mereka terdapat kehinaan dan kerendahan bagi diri kita.


Al-Kirmani rahimahullah berkata : “Doa ini termasuk Jawami’ul Kalim (yakni kalimat sedikit yang maknanya menyeluruh dan mencangkup segala sesuatu). Karena bentuk kehinaan ada tiga macam : nafsaniyah (kehinaan pada jiwa), badaniyah (kehinaan pada badan), dan kharijiyah (kehinaan pada urusan luar). Untuk yang pertama (nafsaniyah) maka tergantung pada kekuatan yang ada dalam diri manusia. Dan kekuatan itu ada tiga macam: Aqliyah (kekuatan akal), ghadhabiyah (kekuatan kemarahan), dan syahwaniyah (kekuatan syahwat). Maka al-hammu (kegelisahan) dan al-hazan (kesedihan) sangat berkaitan dengan kekuatan akal. Al-Jubnu (sikap pengecut) berkaitan dengan al-ghadabiyah (kemarahan), al-bukhlu (sifat pelit) berkaitan dengan syahwiyah. Al-‘Ajzu dan al-kasal berkaitan dengan badan. Sedangkan adh-dhala’ dan al-ghalabah berkaitan dengan urusan luar (kharijiyah). Dan doa ini mencangkup seluruh perkara tadi.”


(dari buku "Syarah Hishnul Muslim", Syaikh Majdi bin Abdul Wahhab al-Ahmad, Sukses Publishing, hal 380-382)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar