بسم الله الرحمن الرحيم
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالبُخْلِ وَالجُبْنِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ
“Ya Allah! Saya berlindung
kepadaMu dari kesedihan dan kegelisahan. Dari ketidakmampuan dan kemalasan. Dan
sifat pelit dan pengecut. Juga dari lilitan hutang dan paksaan orang-orang.”
(HR. al-Bukhari 7/158, [no. 6363], lihat Fathul Baari, 11/173. (takhrij Syaikh
Said), lihat pula shahih Abu Dawud, no. 1541, dan Shahih an-Nasai, no. 5491)
Ath-Thayibi rahimahullah berkata
: “al-Hammu adalah kesedihan terhadap peristiwa yang diperkirakan datang.
Sedangkan al0hazan adalah kesedihan terhadap peristiwa yang sudah terjadi.”
(ضَلَعِ الدَّيْنِ) asal kata (الضَّلَعُ) berarti
kebengkokan. Dikatakan (ضَلَعَ يَضْلَعُ) berarti menyimpang dari yang lurus. Namun yang
dimaksudkan di sini adalah lilitan hutang yang memberatkan dan sangat
menyulitkan. Demiian itu jia orang yang berhutang tidak memperoleh hata apa pun
untuk melunasi hutangnya. Terlebih lagi jika dia ditagih terus.
Sebagian ulama’ Salaf berkata:
مَا دَخَلَ هَمُّ الدَّيْنِ قَلْبًا، إِلَّا أَذْهَبَ مِنَ الْعَقْلِ مَا لَا يَعُوْدُ إِلَيْهِ
“Tidaklah kesedihan akibat hutang
masuk ke dalam hati, keuali bakal menghilangkan akal yang akal itu tidak akan
kembali kepadanya.”
(وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ) dan, paksaan kaum leki-laki,
kekerasan mereka, dan penguasaan mereka terhadap diri ini. Yang dimaksud dengan
kaum laki-laki adalah orang-orang zhalim atau para kreditur yang menghutangkan
uangnya. Di sini Rasulullah shalallahu ‘alayhi wasallam memohon perlindungan
dari paksaan kaum laki-laki, karena dalam pemaksaan mereka terdapat kehinaan
dan kerendahan bagi diri kita.
Al-Kirmani rahimahullah berkata :
“Doa ini termasuk Jawami’ul Kalim (yakni kalimat sedikit yang maknanya
menyeluruh dan mencangkup segala sesuatu). Karena bentuk kehinaan ada tiga
macam : nafsaniyah (kehinaan pada jiwa), badaniyah (kehinaan pada badan), dan
kharijiyah (kehinaan pada urusan luar). Untuk yang pertama (nafsaniyah) maka
tergantung pada kekuatan yang ada dalam diri manusia. Dan kekuatan itu ada tiga
macam: Aqliyah (kekuatan akal), ghadhabiyah (kekuatan kemarahan), dan
syahwaniyah (kekuatan syahwat). Maka al-hammu (kegelisahan) dan al-hazan
(kesedihan) sangat berkaitan dengan kekuatan akal. Al-Jubnu (sikap pengecut)
berkaitan dengan al-ghadabiyah (kemarahan), al-bukhlu (sifat pelit) berkaitan
dengan syahwiyah. Al-‘Ajzu dan al-kasal berkaitan dengan badan. Sedangkan adh-dhala’
dan al-ghalabah berkaitan dengan urusan luar (kharijiyah). Dan doa ini
mencangkup seluruh perkara tadi.”
(dari buku "Syarah Hishnul Muslim", Syaikh Majdi bin Abdul Wahhab al-Ahmad, Sukses Publishing, hal 380-382)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar