Selasa, 17 Desember 2013

Tolong Menolong antara Suami & Istri



ketika sesi tanya jawab ada yang bertanya:
ustadz, bagaimana jika suami adalah seorang yang kikir. setiap meminta izin utk bersedekah, selalu tdk diizinkan. apakah boleh tetap bersedekah tanpa izin suami yg kikir?

dijawab: tetap tidak boleh. jalannya adalah dg menasehati suami.

lalu ustadz tambahkan faidah yg begitu indah:
konsep keluarga yang harmonis salah satunya adalah tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan (*nyambung dg kajian ust taslim sebelumnya).
lihatlah kisah salah seorang sahabat yang bernama Abu Dahda -radhiallahu 'anh-

*mari kita ambil faidah dari kisah ini*
Ada seorang pemuda yatim yang mempunyai sebuah
padang rumput warisan orangtuanya, dan dia ingin
membangun tembok di sekeliling padang rumputnya. Dia
membangun tembok itu sampai di sebuah area dimana ada
pohon kurma milik tetangganya. Pohon kurma itu
menghalangi jalur temboknya, jadi temboknya akan
menjadi bengkok dan tidak kuat apabila dia memaksakan
diri untuk membangunnya. Jadi dia meminta tetanggganya
untuk memberikan pohon kurma itu kepadanya, sehingga
dia dapat memasukkannya ke dalam tanah miliknya, dan
membangun temboknya dengan lurus, tapi tetangganya
menolak.
Pemuda itu berkata “Kau punya banyak pohon kurma, jadi
kehilangan satu saja tidak akan merugikanmu, tolong
berikanlah padaku sehingga tembokku dapat menjadi
lurus.” Tapi tetangganya tetap menolak.
Kemudian pemuda ini pergi dan mengadu kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mempertemukan
tetangganya dan si pemuda. Rasulullah berkata “Tolong
berikan pohon kurmanya kepada saudaramu”, tapi
tetangganya tetap menolak. Mungkin dia menolak karena
kesal si pemuda sampai mengadu kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam. Jadi tetangganya berkata “Tidak ya Rasulullah, aku
tidak akan memberikannya.”
Air mata mengalir dari si pemuda yatim, dia sedih karena
teringat ayahnya yang sudah pergi meninggalkannya. Dan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak bisa menggunakan otoritasnya
terhadap tetangganya karena itu adalah haknya.
Kemudian Rasulullah bersabda “juallah pohon kurmamu
pada dia, dan engkau akan mendapat ganti kelak pohon
kurma di syurga, dimana kalau engkau berjalan dgn
mengendarai (kuda), selama 100 tahun maka engkau tetap
masih berada dibawah naungan keteduhan pohon kurma
tersebut. ” Karena sangat marah, pria itu berkata “Aku tidak
menginginkannya!”, kemudian dia pergi. Dan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam tetap diam, karena bagaimana lagi caranya
membujuk seseorang ketika mereka sudah menolak surga?

Di antara orang-orang yang berkumpul di situ, ada salah
satu sahabat yang bernama Abu Dahdahradhiallahu 'anhu. Dia
menghampiri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata “Ya
Rasulullah, jika aku membeli pohon itu, apakah aku masih
mendapatkan hadiah yang sama?” Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
mengangguk dan berkata “Ya.”

Abu Dahdah punya sebuah padang rumput di Madinah, dan
semua orang mengetahuinya. Padang rumput itu ditanami
500 pohon kurma, sebuah sumur, dan sebuah rumah (tempat tinggalnya bersama istri & anaknya -red), inilah satu-satunya yang dimiliki Abu Dahdah radhiallahu 'anhu. Tapi ketika dia tahu bahwa surga adalah ganjarannya, dia berkata kepada pria pemilik pohon kurma “Apakah kau
tahu tentang padang rumputku?”
Pria itu menjawab “Apakah ada seseorang di Madinah yang
tidak mengetahuinya?” Berarti padang rumputnya sangat
populer.
Dia berkata “Maukah kau menukarkan satu pohon kurma
milikmu itu dengan keseluruhan padang rumputku?”
Pria itu berkata “Apakah kau gila!? Apakah kau yakin?”
Abu Dahdah berseru kepada orang-orang “Jadilah
saksiku!”
Dan pria itu menerimanya di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Kemudian Abu Dahdah memberikan pohon kurma itu
kepada si pemuda.

Kemudian dia menoleh kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan
berkata “Ya Rasulullah, apakah sekarang ada sebuah
pohon kurma untukku di surga?”
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda “Allah telah menawarkan
penukaran satu batang pohon kurma dengan sebatang
pohon kurma. Namun kedermawananmu telah menambah
penukaran itu dengan semua yang kau miliki didalam
kebunmu. Ketahuilah bahwa Allah adalah Dzat yang
Mahamulia dan Mahadermawan. Dia kini menggantikan
untuk mu di syurga kelak ‘kebun-kebun kurma’ dimana
sulit sekali untuk di hitung jumlahnya karena banyaknya.
Tahukah kalian berapa pohon kurma milik Abu Dahdah
yang sudah keberatan akibat lebat buah kurmanya?"
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak hanya mengulangi perkataan ini
sekali, tidak mengulangnya dua kali, Rasulullah tetap
mengulangnya hingga Abu Dahdah meninggalkan
perkumpulan itu.

Kemudian dia pulang ke rumahnya. Disana ada istri dan
anak-anaknya. Dia memanggil istrinya dari luar
pekarangan “Keluarlah dari situ!”
Istrinya berkata “Kenapa begitu?”
Dia berkata “Aku telah menjualnya untuk sebuah pohon
kurma di surga.” Jadi ketika dia berkata begitu, apa yang
istrinya katakan? Apakah istrinya mengeluh dimana mereka
akan tinggal sekarang? Apakah istrinya mengeluh karena
berapa banyak kerugian finansialnya?

Istrinya berkata “Allahuakbar! Benar-benar penjualan yang
sangat menguntungkan wahai Abu Dahdah..."

Kemudian dia mulai membawa anak-anaknya keluar dari padang rumput, dan dia mulai menggeledah isi kantong mereka, kemudian dia mengambil semua kurma yang ada di dalam kantong mereka dan berkata “Ini bukan untuk kita, ini untuk Allah subhananahu wata'ala.”
---
(redaksi kisah diambil dari http://www.lampuislam.blogspot.com/2013/09/kisah-abu-dahdah-yang-menjual-kebunnya.html?m=1)

subhanallah...lihatlah bagaimana lifestyle para sahabat yang selalu fastabiqul khairat.. Abu Dahda, ia menjual kehidupan dunianya dengan kehidupan akhirat. Balasan digantikan dengan sebuah pohon kurma di surga (yang artinya dia berada di dalam surga) sudah lebih dari cukup daripada kebun kurma yang dia miliki di dunia. Dan mudah-mudahan kita dapat mengambil faidah serta meneladani Abu Dahda & Ummu Dahda yang saling tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwan antara suami & istri.. Wallahu a'lam

-salah satu faidah diantara faidah-faidah lainnya dalam kajian dengan ust.ahmad zainudin & ust.abdullah taslim tadi-


https://www.facebook.com/lia.qurrataakyuni/posts/10201240644520480

Tidak ada komentar:

Posting Komentar