Jumat, 15 Februari 2013

LARANGAN MENGHARAP MATI SAAT TERTIMPA MARABAHAYA


Diriwayatkan dari Anas radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda :

"Janganlah salah seorang dari kalian mengharap kematian karena marabahaya yang menimpa, kalaupun harus mengharap (mati), hendaklah berdo'a: "Ya Allah, hidupkanlah aku selama kehidupan lebih baik bagiku dan matikan aku jika kematian lebih baik bagiku." (Riwayat Al-Bukhari no. 567, Muslim no. 2680)


Juga diriwayatkan dari Anas radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda :

"Janganlah salah seorang dari kalian mengharapkan dan berdo'a (memohon) kematian sebelum waktunya tiba, seungguh bila salah seorang dari kalian meninggal dunia, amalnya terbutus sungguh umur orang mukmin itu menambahkan kebaikan." (Riwayat Muslim no. 2686)


Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah menjelaskan, tidak apa-apa mengharapkan kematian karena khawatir agama seseorang terkena fitnah, namun bila tertimpa suatu musibah, hukumnya tidak boleh mengharapkan kematian. Pernyataan seperti ini keliru dan bodoh dari sisi akal dan sesat dari sisi agama.

Alasan kenapa bodoh dari sisi akal adalah karena bila seseorang tetap hidup dan berbuat baik, kebaikannya akan semakin bertambah, sementara bila perbuatannya buruk makan diharapkan kembali dan bertaubat kepada Allah, sementara bila kita mati tidak akan tahu seperti apa kondisinya, tidak menutup kemungkinan kita mati dalam keadaan su'ul khatimah, semoga Allah melindungi kita semua. Karena itu kami katakan, jangan mengharap mati karena itu adalah tindakan bodoh dari sisi akal.

Alasan kenapa sesat dari sisi agama adalah karena melanggar larangan nabi shalallahu 'alaihi wasallam. Berkenaan dengan fitnah yang menimpa agama, bila seseorang terkena fitnah dari sisi agama, entah karena perhiasan dan keindahan dunia atau karena fitnah lain, atau karena pikiran-pikiran rusak, aliran-aliran menyimpang dan lain sebagainya, untuk hal-hal semacam ini juga tidak dibolehkan seseorang mengharap kematian.

Hanya saja dianjurkan untuk berdo'a : "Ya Allah, wafatkan aku tanpa terkena musibah." Memohon kepada Allah agar diberi keteguhan hati atau diwafatkan tanpa terkena musibah, dan jika tidak seperti itu hendaknya bersabar, sebab bisa jadi tetap bertahan dengan fitnah yang ada akan menjadi kebaikan bagi kaum muslimin, membela dan menolong kaum muslimin sehingga keberadaan mereka menguat, namun dianjurkan mengucapkan doa : "Ya Allah, bila Engkau menghendaki siksa kepada hamba-hamba-Mu, wafatkanlah aku tanpa terkena siksa itu". (Syarh Riyadhush Shalihin, Syaikh Ibnu Utsaimin, 2/331-333)


dari buku Misteri Kematian, DR. Ahmad Musthafa Mutawalli, Darul Ilmi Publishing, hal 30-32

Tidak ada komentar:

Posting Komentar