Sabtu, 13 April 2013

KEWAJIBAN MENCARI ILMU DAN MENGAJARKANNYA (MUQODIMAH)




Ibnu Qoyyim dalam kitabnya, beliau menjelaskan bahwa tidakada satu ayat pun yang bernada pujian di dalam al-Qur’an kecuali itu adalahbuah dari ilmu. Sebalknya, tidak ada satu ayat pun yang bernada celaan di dalamal-Qur’an kecuali itu adalah buah dari kebodohan.

Contoh ayat yang didalamnya mengandung pujian adalah “Qodaflahal mu’minun…” dan ayat lainnya. Ayat-ayaat ini menjelaskan tentang orangyang beriman, beramal sholih, dan mendapat balasan dari Allah. Semua ayat inimerupakan buah dari ilmu meskipun menjelaskan mengenai iman karena iman lahirdari adanya ilmu.

Ibnu Abbas mengatakan bahwa seluruh ayat yang berbunyi imanseperti “innalladziina aamanu…” “qod aflahal mu’minun…” sudah mencangkup ilmu. Karenaiman yang benar adalah yang didasari dengan ilmu, tidak hanya taklid,ikut-ikutan saja. Dalilnya adalah surat al-Ashr yang menyatakan 4 kewajibanbagi setiap muslim, siapa yang tidak melaksanakannya dijamin dan dipastikanterjerumus dalam kerugian. Kepastian itu diulang tiga kali dengan:
1.      “Wal ashri” yang menyatakan sumpah
2.      “Inna” yang menguatkan
3.      “lafiikhusrin” lam yang berarti memberi kepastian

4 hal tersebut yang dapat menghidarkan seseorang darikerugian itu adalah :
1.      Ilmu
2.      Amal
3.      Dakwah
4.      Sabar

Yang pertamaadalah ilmu, yang dijelaskan dengan “illalladziinaaamanuu” (kecuali orang-orang yang beriman). Lafazhnya menyatakan iman namunjuga menyatakan wajibnya ilmu karena Allah menghendaki iman yang didasari ilmu.Iman harus lahir dari ilmu. Dalilnya adalah firman Allah dalam surat Muhammadayat 19 :
“ ketahuilah oleh kamu laa ilaaha illallah dan mintaampunlah atas dosa-dosamu”
Kalimat tauhid merupakan inti dari keimanan. Ketahuilah maknakalimat tauhid ini sehingga akan lahir keimanan.

Imam Bukhari dalam kitabnya Kitabul ‘ilmi, Bab Al ‘IlmuQoblal Qoul wa Amal menatakan bahwa Allah menyuruh untuk berilmu berdasarkankata “ketahuilah” dalam ayat tersebut. Lalu kemudian baru beramal, yakni dalamayat tersebut disebutkan “dan minta ampunlah atas dosa-dosamu”.
Seluruh amalan itu merupakan aplikasi dari ilmu. Amalantersebut bisa dipertanggung jawabkan bila dengan ilmu, jika amalan tersebuttanpa ilmu maka tidak bisa dipertanggung jawabkan.

Para ulama pun menjelaskan masalah ini dengan dalil ini (QSAl-Ashr), yakni menjadi dalil wajibnya berilmu, beramal, berdakwah, dan sabar.Dari sini diketahui bahwa seluruh ayat yang mengandung pujian adalah untukorang-orang yang berilmu. Contoh sederhanyanya adalah. Mengapa seseorang berdzikir?Karena ia berilmu, mengetahui tentang lafazhnya, faidahnya. Ibnu Qoyyimmenjelaskan ada 60 faidah dzikir.

Begitu pula dengan ketakwaan. Abu Darda radhiyallahu ‘anhumengatakan bahwa kamu tidak akan bisa mejadi orang yang bertakwa sebelum kamuberilmu. Sebagaimana definisi takwa yakni melaksanakan perintahNya dan menjauhilaranganNya, maka melaksanakan perintah dengan baik pasti memerlukak ilmu. Sepertihalnya sholat, harus mengetahui tentang gerakannya, bacannya, dsb. Ketika tidakpunya ilmu, maka seseorang sholat hanya ikut-ikutan saja. Ia ruku’ karena oranglain ruku’, besar kemungkinan gerakannya tidak sesuai dengan apa yang diajarkanRasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan ilmu maka kita akanmemperhatikan aspek terkecilnya juga, misalkan kondisi jari saat sujud, keadaantulang punggung saat ruku’. Dari hal sholat saja jelas terlihat bedanya antaraorang yang berilmu dalam sholat dan tidak berilmu. Gerakan, bacaan, jugakehusyuannya pun berbeda. Maka sungguh berbeda antara orang yang berilmu dantidak berilmu.

Sebaliknya, tidak ada satu celaan pun yang ada dalamal-Qur-an kecuali itu adalah buah dari kebodohan. Kebodohan ini seperti apayang dilakukan oleh ahli maksiat, orang-orang yang lalai, orang-orang yangmelakukan kesyirikan, kekufuran, dsb. Semua itu mereka lakukan karena merekabodoh. Dalam sholat misalkan, mereka tiak tau ilmunya sehingga tidakmendapatkan apa yang dijanjika Allah subhanahu wata’ala yakni mereka tetapbermaksiat. Sholatnya pun tidak berpengaruh, tidak berkualitas dan ini karenatidak didasari dengan ilmu. Ilmu menjadi penyebab utama sanjungan Allahsedangkan kebodohan menjadi penyebab utama celaan bahkan adzab Allah. Dari sinipun terlihat pentingnya ilmu. Bahkan seseorang bisa terjerumus dalam syirik dankufur tanpa disadari, disebabkan oelh kebodohan.

Dikatakan dalam sebuah hadits bahwa menuntut ilmu itu wajibbagi muslim laki2 dan perempuan.
Pada muqodimah ini hanya sempat tebahas tiga alsan wajibnyamenuntut ilmu, yakni:

1.      Karena berilmu merupakan penyebab pujian dankebodohan mendatangkan celaan Allah

2.      Kerana manusia diklasifikasikan menjadi tigagolongan berdasarkan Al-Fatihah ayat terakhir:
a.      Golongan yang diberi nikmat
b.     Golongan yang dibenci
c.      Golongan yang sesat

Siapakah 3 golongan ini?Golongan2 ini berkaitan dengan ilmu dan amal sebagiamana dijelaskan oleh banyakulama yang semua maknanya sama.

Ibnu Katsir dalan tafsirnyamenyatakan bahwa Umar radhiyallahu ‘anhu ketika ditanya siapa orang yang diberinikmat, siapa orang yang dibenci dan siapa orang yang sesat. Umar menjawab “adapunorang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah adalah orang yang mengetahual-Haq (kebenaran yang datan dari Allah yakni al-Qur-an dan as-Sunnah) lalumereka mengamalkannya”

“adapun orang-orang yang dibencioleh Allah adalah mereka yang mengetahu tentang kebenaran tapi tidak maumengamalkannya.”

Sebagian ulama mengatakan orangyang berilmu tapi tidak beramal serupa dengan yahudikarena yahudi tahu bahwanabi akhir zaman akan lahir sebagaimana yang telah mereka ketahui dengan sangatjelas dalam kitab mereka, taurat. Mereka mengetahui ciri-cirinya sebagaimanamereka mengenali anak2  mereka. Sehingga merekamenunggu nabi akhir zaman tersebut. Hingga akhirnya datang Nabi yang merekatunggu2. Namun mereka mengingkarinya karena nabi yang telah mereka tunggu2 itulahir dari bangsa Quraisy bukan dari Bangsanya, Bani Israil.

“Adapun orang-orang yang sesatadalah mereka yang tidak memiliki ilmu tapi bersemangat untuk beramal di ataskebodohan mereka”

Para ulama mengatakan orang yangberamal tanpa ilmu ini serupa dengan nashoro. Keduanya, yakni orang yangberilmu namun tidak beramal dan beramal tanpa ilmu, mereka merupakan calonpenghuni neraka.
Mengamalkannya bisa denganmengajarkannya. Dalam perkara dunia, apapun pekerjaan yang dilakukan tanpa ilmuakan hancur. Maka apalagi dengan urusan akhirat sehingga tidak diterima olehAllah amalnya dan bisa terjerumus dalam kesesatan.

Ibnu Rojab menjelaskan bahwamanusia terbagi menjadi 3 golongan, yakni:
1.      Rosyid : orang yang mengenal kebenaran laludiikuti kebenarannya
2.      Ghowin : orang yang mengenal kebenaran tapitidak diikuti
3.      Dholun : sesat : orang yang tidak mengetahuikebenaran dan beramal dengan kebodohannya

Inilah alasan kedua wajibnyamenuntut ilmu, yakni agar menjadi rosyid, yang diberi nikmat oleh Allah.
3.      Alasan ketiga wajibnya mencari ilmu untukdiamalkan adalh agar kita tetap berada di atas kebaikan dan terhindar darikeburukan (bid’ah, kufur, syirik, dsb)

Imam asy-Syatibi menjelaskan bahwa sebab2ikhtilaf dan tafaruk (perpecahan) lahir karena kesalahan dalammemahami agamayang mengatasnamakan agama. Ketika kesalahan ini didakwahkan lalu bertemudengan orang yang berilmu dengan pemahaman yang benar lalu ia dinasehati makaorangtersebut tidak menerimanya kerena merasa pemahamannya benar. Kata beliaupenyebab utamanya adalah al-jahl.
Dalam shahih Bukhari dijelaskan bahwa Allahtidak akan mencabut ilmu dengan mewafatkanpara ulama sehingga tidak ada lagiulama yang tersisa lalu orang2 mengangkat orang yang bodoh sebagaipemimpin,dst.

Robi’ah (guru imam Ahmad), ia pernah menangislalu ditanya “adakah musibah yang menimpamu?” lalu beliau menjawab, “tidak,bukan karena musibah. Tapi ada orang yang bodoh dimintai fatwa. Ia sesat danmenyesatkan”

Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa manusia akanselalu berada dalam kebaikan bila mengambil ilmu dari para ulama, sedangkanjika mengambil dari ash-shoghir dapat terjerumus dalam berbagai kesalahan.

Imam asy-Syatibi mengatakan wajib berilmuagar terhindar dari kebinasaan. Orang yang tidak punya ilmu agama ada dua kemungkinan:
1.      Tidak akan peduli dengan agama, seperti tukangzina, copet, dsb
2.      Tidak berilmu tapi ingin beramal sehingga salahibadahnya dan tidak berkualitas yang menyebabkan amalnya pun tidak diterimakarena tidak memenuhi syarat diterimanya amalan.



Tanya jawab:
Seorang belum berilmu, ia sadar wajib belajar lalu ia punmencari ilmu. Namun, selama belajar ia pun juga beramal dengan kesalahan2. Bagaimanajika di tengah perjalanan menuntut ilmunya itu dan masih beramaldengan kesalah2lalu ia meninggal, apakah amalnya diterima?

Jawab:
Sebuah ibadah yangsalah karena kebodohan dan ia masih dalammencariilmu –karena ilmu butuh proses yang lama- lalu ia meninggal makaibadahnya tetap sah dan diterima Allah. Namun tidak berlaku bagi orang yangsudah berilmu namun sengaja salah dalam beramal. Dalilnya adalah:

Mu’awiyah baru masuk islam lalu sholat berjamaah. Di dalamsholatnya ada seorang yang bersin lalu ia mendo’akannya. Sahabat yang lainnyayang juga sedang sholat pun melihat ke arahnya, lalu para sahabat menepuk2pahanya.  Lalu rasulullah bersabda, “sesungguhnya sholatini tidak layak di dalamnya perkataan manusia.” Dan Beliautidakmenuruh muawiyah untuk mengulang sholatnya sehingga ini berarti sholatnyadianggap sah karena ketidak tahuan Mu’awiyah.

Dalil selanjutnya adalah Ketika Umar bin Khotob dan Amar sedangdalam perjalanan dan mereka dalam keadaan junub. Umar memilih untuk tidaksholat sedangkan Amar berguling2 di tanah lalu sholat. Ketika sampai di madinahRasulullah mengajarkan tayamum. Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam tidak menyuruhkeduana untuk mengulang sholatnya. Keduanya dianggap benar karena dalam ketidaktahuan.

Dalil ketiga adalah Rasulullah shalat dengan menggunakansandal lalu tiba2 beliau melepasnya dan menyimpannya di sebelah kirinya. Lalu parasahabat langsung mengikutinya tanpa tau apa alasannya (ini menunjukan betapasahabat sangat ittiba) lalu selesai sholat beliau menjelaskan bahwa tadi jibrilmembisikkan bahwa di sandal beliau ada najis sehingga beliau pun melepasnya. Iniberarti sebagian sholat Beliau tidak sah karena ada najis tapi beliau tidakmengulangnya dan dianggap sah karena ketidak tahuan.





*disalin dari catatan pribadi Daurah Qatar denganpemateri Abu Haidar as-Sundawy, (14/4/13) ba’da isya waktu qatar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar